free counters


My site is worth $2022.1.
Berapa harga Blog/Web Anda?

WHO KNOWS, WHO IS ACTUALLY THE GREAT AND THE MOST TERRORIST IN THE WORLD ?

Sabtu, 23 April 2011

KERETO PANDHOSA

             “….. ditumpakne kereta jawa, roda papat rupa manungsa … rupa manungsa … dilebokne neng omah guwa, tanpa lawang tanpa cendela …… “ Waktu kami kanak-kanak lirik pujian seperti itu  seringkali kami dengarkan dari surau dekat rumah. Dilantunkan oleh seorang tua dengan suara yang khas, parau. Satu pujian setelah adzan dan menjelang iqomat. Yang membuat hati ini seperti tersayat, tersentuh, tiap kali mendengarnya … gambaran bahwa ketika kita nanti mati .. maka kita akan dibawa ke kuburan, dengan diusung di atas KERETO PANDHOSA, untuk kemudian kita di kuburkan menyusul saudara-saudara kita yang telah meninggal dunia.
            Ya … seperti yang saat ini dialami tetangga depan rumah kami. Setelah mengidap sakit lever yang cukup lama dan parah, … seorang Bapak dari seorang istri dan tiga orang anak yang masih kecil-kecil.
            Sore itu selepas ashar,
kami berniat tidur, karena merasa penat dan mengantuk. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu, memohon agar kami membacakan Surat Yasin bagi tetangga kami yang sakit, dan yang kali ini kelihatan parah menurut penuturan istrinya. Kami pun datang ke sana. Melihat kondisinya, kami sangat kasihan. Beliau kelihatan tersiksa, meregang menahan sakit di bagian perutnya. Kesadarannya berkurang, hingga tak lagi bisa diajak berkomunikasi. Kami pun lalu membacakan Surat Yasin bersama-sama. Dokter dipanggil untuk memberikan pengecekan, apakah sebaiknya Bapak tadi di dibawa ke rumah sakit atau cukup dirawat. Dokter menyarankan bahwa sebaiknya tidak perlu dibawa ke rumah sakit, mengingat detak nadi yang sudah sangat melemah, serta fungsi organ-organ tubuh lain yang semakin menurun.
            Sekitar jam 1 dini hari, seorang mengabarkan bahwa tetangga kami telah meninggal dunia … Innalillahi wa innalillahi roji’un .. semua berpulang kepada Zat Yang Maha Memiliki segalanya. Dalam hati berpikir, saat ini waktu bagi dia, .. lalu kapankah waktu itu datang menghampiri kami … ? Reflek hati mendesah, bibir mengucap “Ya Allah … jika waktu kematian itu datang pada kami, … kumohon kepadaMu Ya Allah … semoga Engkau matikan kami dalam keadaan Islam, dalam keadaan beriman kepada Mu, dan dalam keadaan Khusnul Khotimah. Semoga Engkau permudah maut bagi kami Ya Allah ….. Semoga Engkau beri kami kekuatan iman, … agar di akhir hayat kami nanti, … kami bisa mengucapkan kalimat Toyyibah .. Laa ilaahaillallah …
Sempat kami lihat ketika jenazah dimandikan sekitar jam setengah tiga dinihari. Tubuh yang kurus, mata yang cekung … disiram dan dimandikan oleh istrinya dengan ketenangan dan ketabahan yang luar biasa …. Dan hati ini pun semakin trenyuh …
            Iring-iringan jenazah berangkat dari rumah duka sekitar jam 08.30 … Kereta Pandhosa yang rodanya tak lagi roda manungso itupun berjalan dengan tenang … diikuti para penta’ziah, sanak dan saudara. Selamat jalan saudaraku … semoga semasa hidupmu telah sempat engkau mengampuni kesalahan dan dosaku kepadamu. Kamipun suatu saat nanti pasti menyusulmu. Dan semoga … Allah memberikan kekuatan kepada kita … untuk bersiap diri dan mengumpulkan bekal sebanyak banyaknya … jika waktu itu telah tiba … Waktu ketika malaikat Isra’il mencabut nyawa kita … memisahkan jiwa … dari raga kita.

0 komentar:

Posting Komentar

Slide

Picture Talk More Slideshow: Anang’s trip to Kabupaten Nganjuk (near Kediri), Java, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Kediri slideshow. Create a free slideshow with music from your travel photos.
Anang Dwijo Suryanto. Diberdayakan oleh Blogger.

 
Powered by Blogger