free counters


My site is worth $2022.1.
Berapa harga Blog/Web Anda?

WHO KNOWS, WHO IS ACTUALLY THE GREAT AND THE MOST TERRORIST IN THE WORLD ?

Rabu, 27 Maret 2013

Obah Polah Opah

Membaca Biografi Trimarjono SH (Alm), Birokrat handal Jawa Timur, Perwira TNI AL yang menjabat Sekda Jatim selama 4 pejabat Gubernur berbeda, Ketua DPRD Jatim dan Wakil Gubernur Jawa Timur, yang kebetulan berasal dari kampung yang sama, sungguh membuat hati ini tertegun, salut dan respect luar biasa akan kedisiplinan beliau. Disiplin dalam segala hal. Salah satu Motto beliau adalah "Obah iku owah, Owah iku makarti" yang artinya kurang lebih "Bergerak itu untuk perubahan. Perubahan itu hanya bisa diwujudkan dengan berkarya". Karena motto hidup yang luar biasa inilah, banyak gebrakan, terobosan dan inovasi dilakukan beliau saat menjadi pejabat (birokrat). Tentu motto tersebut dijalani dengan prinsip tekun, ulet dan ikhlas.
Sungguh nampaknya sebuah motto yang cukup bertolak belakang dengan motto yang sering kita dengar "Obah Polah". Angger obah yo kudu diopahi. Tiap aktifitas/kegiatan yang dilakukan harus ada upahnya. Prinsip buruk inilah yang di ranah pendidikan dicoba dihilangkan, terkait penggunaan dana BOS. Regulasi dan petunjuk penggunaan dana BOS berimplikasi pada beberapa pos kegiatan yang dulunya boleh/bisa dibiayai dengan dana BOS, sekarang tak bisa lagi. Dan sosialisasi pun gencar dilaksanakan. Tentu saja ini menimbulkan gejolak cukup serius bagi kalangan guru yang selama ini terbiasa setiap melakukan satu kegiatan memang diupahi (diberi upah, HR). Padahal sebenarnya kebijakan pemerintah ini logis dan masuk akal. Karena kegiatan-2 tersebut sebenarnya dilakukan pada saat jam-jam kerja, di mana untuk itu mereka sudah digaji bulanan. Bagi guru yang seperti ini, akhirnya mempengaruhi kinerjanya. Ini yang harusnya tidak boleh terjadi.
Read more »

Selasa, 26 Maret 2013

Curhat Sang Pendosa

Alhamdulillah Yaa Allah, ...
Telah Engkau beri jalan terang arah petunjukMu.
Deraan ujianMu ini nyaris tak mampu kuhadapi, ..
Begitu berat, luar biasa menyiksa dan mendilema.
Aku tahu pasti Yaa Allah, .. 
Engkau murka ini aku lakukan.
Bila rasa ini tak kuhalau.
Harusnya ketika ini terjadi,..
Aku lebih mendekat ke arah-Mu. 
Memohon hidayah dan Petunjuk-Mu
Namun apa yang kulakukan ? Aku malah semakin menjauh.
Menjauh dari-Mu Yaa Allah ...
Tepuk girang setan-2 jalang yang kau laknat,..
senantiasa mengiring tutur laku, mengiring nafsu liar, ..
yang kubiarkan ini.
Telah kucoba menjauh semampuku.
Namun ketika pesona itu menggoda, ...
dan menari-nari di titik lemah imanku, ...
Aku tak kuasa, ... atau ??
Aku tak ingin kuasa menolak itu semua.
Alih-alih menolak getaran-2 membuncah yang melenakan, ..
yang membawa kenikmatan surgawi semu yang menipu, ..
Aku malah menikmati ini semua ...
Yaa Allah .. Yaa Rakhiim ..Sungguh kasihmu meliputiku, ..
Sungguh aku hamba-Mu yang tak tahu malu dan tak tahu diri.
Di saat Kau curahkan rahmat-Mu, ..
Kau taburi aku dengan segala nikmat dan karunia-Mu, ..
Justeru kuinjak dan kuterjang larangan-Mu.
Hamba memang nyata telah durhaka kepada-Mu Yaa Allah, ..
Namun nyata kurasakan kasihmu senantiasa menyelimutiku
Kau angkat aku dari lubang lumpur itu, akhirnya, ...
Namun aku yang nakal ini, masih juga, ...
mengecipakkan kaki dan jemari tangan ini, ...
di kubangan kotoran pekat dosa itu.
Yaa Allah, .. beri petunjuk dan Hidayah-Mu..
Agar aku mampu berurai air mata, ...
menangisi dosa yang telah kuperbuat, ...
Dan tak mengulanginya lagi.
Beri aku kekuatan dan hidayah-Mu, ...
agar aku mampu menundukkan pandanganku, ...
pandangan penuh syahwat hewani dan syaithoni, ...
Jauhkan aku dari memandang dia, ...
yang selalu menghantui, ... yang terpatri di tiap sudut, ..
apa yang terlintas di penglihatanku.
Bimbing dan tuntun aku Yaa Allah, ...
Menghalau hadirnya, ...
selalu dan selalu ...
Menggantinya dengan "Segala Kemaha Kuasa-Mu" ...
selalu dan selalu  ...
Selamanya, ....
Read more »

Jumat, 08 Maret 2013

Facelim

Read more »

Senin, 04 Maret 2013

Ujian Nasional 2013 Bersih & Jujur dengan 20 Paket Soal

Prediksi saya 2 atau 3 tahun yang lalu, pada saat paket soal Ujian Nasional berubah dari 2 menjadi 5, maka sangat mungkin perkembangan berikutnya, variasi paket soal menjadi 20 dimana setiap peserta ujian mengerjakan paket soal yang sama sekali berbeda, .. sekarang di tahun 2013 ini, terbukti. Inilah salah satu langkah nyata pemerintah untuk menutup total kecurangan pelaksanaan Ujian Nasional. Bahwa Ujian Nasional harus benar-2 bersih dan jujur seperti motonya, dan memang langkah ini terbukti sangat ampuh, karena sesama siswa dalam satu ruang tidak akan bisa bertanya satu dengan yang lain, karena beda soalnya. Tapi entah lagi jika aturan dilarang membawa HP diabaikan. Demikian juga dg guru yang tidak bertanggung jawab, tidak akan bisa membantu memberikan jawaban pada siswanya, seperti yang bisa terjadi pada saat paket soal hanya 1, 2 atau 5.
Dalam hal pada saat pelaksanaan Ujian Nasional memang benar guru tidak bisa membantu siswa dalam konteks & koridor "kecurangan". Namun dalam hal membantu kelulusan, peluang itu masih sangat-2 terbuka. Dengan model kriteria seperti sekarang, dan dengan modal 40% yang diberikan oleh pemerintah, sekolah masih tetap mampu meluluskan 100% siswanya. Model pelaksanaan UN dengan paket 20 soal bisa dipastikan berjalan sepertinya maunya pemerintah, yakni bersih dan jujur. Namun di sisi lain akan memunculkan kecurangan baru, ketidakvalidan nilai, mark up nilai, layaknya mark-up anggaran di proyek-2 yang sudah sangat transparant itu.
Dengan diperhitungkannya nilai Raport kelas semester 3, 4, dan 5 (kelas VIII semester ganjil genap, kelas IX semester ganjil) sebagai komponen nilai yang menentukan kelulusan, membuat sekolah mengharamkan nilai rendah bagi siswanya untuk 4 Mata Pelajaran Emas (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA). Nilai minimalnya harus maksimal, agar tidak rawan tidak lulus saat kelulusan nanti. Terjadilah perang batin dan makan hati bagi guru-2 profesional  yang konsisten, karena harus memberikan nilai yang tidak menggambarkan kemampuan siswa, yang jauh melambung melampaui batas kemampuan siswa sebenarnya. Namun bagi guru yang sangat humanis, manusiawi, dan sedikit agak EGP, cukup akan berkata begini, "Lha wong nilai ora kulakan wae koq. Ngono wae koq repot" ("Nilai nggak beli aja koq).
Adapun untuk nilai Raport Kelas IX semester ganjil, di beberapa kasus, nilai tersebut tidak segera secara fix dimasukkan ke dalam Buku Raport, saat dibagikan, melainkan dituliskan di selembar kertas yang biasa disebut Raport Sementara. Hal ini sangat terkait dengan simulasi kelulusan yang dibuat oleh sekolah. Dalam simulasi, komponen-2 nilai yang menentukan kelulusan siswa diolah. Ketika diprediksi berdasar hasil olahan nilai, jika seandainya si A dengan nilai UN sangat minim hasilnya tidak lulus, maka diupayakan nilai raport disesuaikan agar siswa menjadi lulus. Sehingga bisa saja terjadi nilai Mata Pelajaran Bahasa Inggris hasil Ujian Nasional 2 koma sekian, tapi nilai Sekolah nya 9 koma sekian.
Tragisnya, umumnya yang dilihat & diperhitungkan adalah siswa-2 yang nilainya kurang saja, meski kadang dalam keseharian siswa tersebut memang betul-betul tidak mampu & tak jarang dari kalangan "trouble maker". Ketika dalam Ujian Nasional yg juga mengandung unsur spekulatif itu, ternyata siswa yg kemampuan kesehariannya rendah & dari kalangan "trouble maker" tadi justeru ternyata mendapat nilai yang bagus, maka yang terjadi adalah siswa tersebut bisa menjadi the best dalam kelulusan dan mengalahkan siswa-2 berprestasi yg seringkali mendapat posisi ranking 1 atau 2 pada waktu-2 sebelumnya.
Dalam hal mark up nilai, maka terjadi juga pada saat Ujian Sekolah, baik ujian Praktik ataupun Tulis. Bukan menjadi rahasia lagi, bahwa "kurs nilai ujian" menjadi sangat-2 jatuh. Tidak ada lagi nilai di bawah 80 misalnya. Dan guru pun dibuat tertawa sendiri dengan hasil nilai yang diperoleh siswa. Bombastis ! Luar Biasa ! Lucunya, banyak nilai yang miskin variasi. Ada satu Mata Pelajaran misal, yang variasi nilainya hanya terdiri dari 3 atau 4 variasi nilai. (misal, 84, 86, 92). Sambil mengelus dada, mereka berkata dalam hati, "Ah, ... sayang ... biaya yang mahal untuk Ujian ini seperti tak bermakna, ... Ujian Sekolah hanya sekedar formalitas saja ... "
Lalu harus bagaimana ? Tak perlu Ujian Nasional ? Tak perlu Ujian Sekolah ? Bukan ! Bukan itu masalahnya ! Ujian Nasional mungkin perlu ! Tapi kesaktiaannya janganlah sampai membuat vonis Lulus Tidaknya siswa. Jika memang tujuannya untuk mengukur standart mutu pendidikan, mungkin bisa dilakukan secara insidental. Jangan jadikan patokan lulus tidaknya siswa. Biarlah sekolah menentukan kriteria kelulusan sendiri, sesuai dengan kondisi riil kemampuan siswa yang ada di masing-2 daerah yang tentu sangat berbeda. Jangan hanya diberi saham 40% yang secara fakta mungkin itu masih sangat kurang untuk daerah-2 minim dan terpencil. Sudahlah, berikan saja saham yang 100% seluruhnya itu kepada mereka. Untuk Ujian Sekolah, dengan sekolah menentukan kriteria sendiri tanpa campur tangan pusat, sekolah tidak akan "bersusah payah" mengupgrade nilai hasil ujian, karena kriterianya sudah disesuaikan dengan kemampuan nyata siswa di sekolah tersebut. Jadi tidak perlu ada ketakutan siswa banyak atau bahkan "ada" yang tidak lulus.


Read more »

Slide

Picture Talk More Slideshow: Anang’s trip to Kabupaten Nganjuk (near Kediri), Java, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Kediri slideshow. Create a free slideshow with music from your travel photos.
Anang Dwijo Suryanto. Diberdayakan oleh Blogger.

 
Powered by Blogger