free counters


My site is worth $2022.1.
Berapa harga Blog/Web Anda?

WHO KNOWS, WHO IS ACTUALLY THE GREAT AND THE MOST TERRORIST IN THE WORLD ?

Rabu, 29 Maret 2017

Kartun Buah Karya Si KeciL










Read more »

Serial Pak Rebby : Dual Form Daftar Hadir

Sungguh sangat dilematis dan makan hati dan makan buah simalakama ternyata, untuk menjadi pejabat yang jujur dan clean di negeri Pak Rebby, saat ini. Sungguh sulit untuk tidak membuat bentuk-bentuk rekayasa dan kebohongan dalam banyak hal.  Salah satunya terkait dengan data absensi (daftar ketidakhadiran) pegawai, termasuk di dalamnya adalah guru. 
Sejak pemberlakuan aturan bahwa jika seorang guru tidak masuk dengan alasan apapun selama 3 hari atau lebih, maka TPP nya tidak bisa cair, maka akan ada banyak guru yang tidak cair tunjangan sertifikasi atau TPP nya. Itu kalau mau jujur lho.  Arahan pejabat di atas dan juga faktor pertimbangan nurani kemanusiaan senantiasa mengalahkan ghiroh untuk melaksanakan nilai-nilai luhur ajaran agama, juga nilai karakter/mental luhur yang sekarang sedang digembar gemborkan lewat gerakan revolusi mental. Salah satunya adalah karakter jujur. Ya, .. karakter luhur yang kini mulai runtuh, yang keruntuhannya membuat banyak bergentayangan pejabat republik ini yang terjerat kasus korupsi, kolusi, manipulasi, suap menyuap dan jual beli jabatan serta jual beli perkara di pengadilan.
Pertentangan batin yang akhirnya dimenangkan oleh "pertimbangan nurani kemanusiaan" lah yang biasanya terjadi. Walau pengorbanannya sangat jelas, yakni manipulasi data, rekayasa data, laporan palsu, pembohongan dan ketidakjujuran. Pengorbanan dengan meruntuhkan karakter luhur demi materi, demi tunjangan yang memang sangat besar nominalnya, untuk ukuran guru seperti Pak Rebby. Termasuk jika ada seorang guru yang secara riil jelas-jelas tidak bisa melaksanakan tugasnya karena sakit, atau karena ijin ada kepentingan dan karenanya berimplikasi pada tidak bisa cair TPP nya,  ternyata dengan aman masih tetap bisa menerima dan menikmati tunjangan tersebut. Aman katanya ? Ya, .. asalkan sesama teman saling pengertian, tidak boleh ada yang merasa iri dan lalu melaporkan ketidak beresan ini. Bagi perantara rejeki Allah, mungkin saja aman. Tapi amankah pertanggung jawaban kita di hadapan Allah kelak, dengan kebohongan yang kita lakukan untuk menggapai rejekinya ini ? Sebuah kebohongan ketika seorang pegawai menandatangani daftar hadir di kolom tanggal di mana dia sebenarnya secara riil tidak masuk pada hari itu. Bagaimana ini bisa terjadi ? Ternyata langkah yang umum diambil adalah dengan membuat DUAL FORM ABSENSI PEGAWAI. Yang satu riil, yang satu untuk laporan. Nah lho ??? Maka yang terjadi kemudian adalah kemasifan rekayasa dan manipulasi dalam berbagai bentuk, di sana sini. Termasuk di lembaga pendidikan seperti halnya di mana Pak Rebby bekerja. Lalu akan menjadi generasi yang bagaimanakah, generasi republik ini pada sekian generasi ke depan, jikalau para agen perubah karakter generasi penerusnya memiliki cacat karakter seperti ini ? (20 Maret 2017)
Read more »

Serial Pak Rebby : Kenaikan Pangkat


Pak Rebby adalah guru yang cukup senior di sekolahnya. Saat ini pangkatnya sudah cukup tinggi, sebab selama ini cukup rajin mengurus kenaikan pangkatnya.  Namun sudah 9 tahun dari SK  pangkat terakhirnya turun, Pak Rebby belum juga segera mengurusi lagi. Akibatnya beliau dilampaui banyak yuniornya. Usut punya usut ternyata Pak Rebby mengalami kesulitan dan mengalami kesulitan dalam pembuatan karya tulis, hingga tidak pernah membuat Karya Tulis Ilmiah. Meski hobby menulis tapi untuk menyusun sebuah Karya Ilmiah beliau mengalami banyak kendala, khususnya faktor semangat. Sebetulnya juga penuisan Karya Ilmiah secara nyata (beneran) sebagai syarat kenaikan pangkat ini juga bukan masalah utama dan pokok. Buktinya kebanyakan dari teman-teman Pak Rebby yang naik pangkat tidak membuat/menulis Karya Ilmiah sendiri. Lha terus bagaimana ? Sudah bukan rahasia lagi bahwa saat itu (beberapa waktu yang lalu) telah menjamur bisnis jasa yang menangani masalah kenaikan pangkat. Cukup dengan membayar sejumlah uang dalam satuan juta per paket, seorang pegawai bisa mengajukan kenaikan pangkat, walau terkadang tanpa perlu membuat Karya Tulis sendiri. Cukup dengan setor data siswa dan foto-foto kegiatan yang mendukung Karya Tulis. Inilah ternyata yang membuat mengapa para siswa dibuat heran melihat aksi guru-gurunya yang akhir-akhir ini suka foto-foto di kelas. Foto acting seperti sedang mengajar. Di kelas bersama para siswa, di ruang guru di depan para guru beracting seolah sedang presentasi lengkap dengan Kepala Sekolah dan salah satu guru yang bertindak sebagai moderator.
Di forum musyawarah guru pun aksi serupa juga bisa dijumpai. Aksi foto beraksi seolah presentasi juga terjadi di sana. Lengkap dengan daftar hadir peserta kegiatan dan banner sebagai bukti pelengkap dan pendukung penulisan sebuah karya tulis. Tentu saja untuk yang satu ini ada kontribusinya. Nggak banyak koq, cuma mengganti biaya konsumsi seluruh peserta pada pertemuan itu.
Ternyata itu semua lah yang membuat membuat Pak Rebby tidak juga mengurus kenaikan pangkatnya, hingga beberapa tahun terlambat naik.  Pak Rebby ngeri melihat sepak terjang temannya dalam mencapai tujuannya ini. Pak Rebby ingat betul bahwa di setiap kesempatan sering menyampaikan pada siswanya untuk bertindak dan bersikap jujur, tidak boleh curang dan tidak boleh menghalalkan cara dalam meraih tujuan. Pak Rebby setuju betul dengan gembar gembor pemerintah tentang revolusi mental. Mental bangsa dan pemerintah ini menurut pemerintah perlu direvolusi. Terutama mental, karakter jujur. Sikap mental yang mulai hampir punah, seiring bermunculan kabar tertangkapnya pejabat korupsi yang semakin banyak dan marak. Pak Rebby ngeri melihat sosok guru yang nota bene sebagai agen perubah (agen of change) untuk memperbaiki moral, mental dan karakter generasi penerus negeri ini “harus dipaksa” melakukan tindakan yang bertentangan dengan amanah yang seharusnya. Kenapa “dipaksa” ? Dan siapa yang “memaksa” ? Yang memaksa adalah sistem birokrasi, begitu kata teman-temanya. Ya, menurut mereka dan memang kenyataannya demikian, sistem birokrasi di negeri ini banyak membuat para aparat dan pengguna jasa layanan aparat untuk cenderung bertindak curang, merekayasa, mengarang-ngarang, menyulap, memanipulasi dlsj yang intinya “bagaimana bisanya”, yang intinya segala cara bisa ditempuh, yang penting , memanipulasi dlsj yang intinya “bagaimana bisanya”, yang intinya segala cara bisa ditempuh, yang penting tercapai yang kamu inginkan. Begitu ... Karena sudah sedemikian masive, marak dan umum, hingga membuat para pelakunya enjoy-enjoy saja, merasa tidak apa-apa, lumrah dan umum. Justeru yang tidak mau ikut menjadi asing, tidak umum dan akhirnya tersingkir.
Lalu kenapa “harus dipaksa”? Kenaikan pangkat yang dipahami Pak Rebby selama ini sebagai suatu reward, penghargaan atas pengabdian dan juga prestasi, sebagai suatu hak bagi pegawai, yang mana seorang pegawai yang indisipliner bisa dikenai sanksi tidak bisa naik pangkat, ternyata kini telah   berubah menjadi suatu kewajiban. Sebuah kewajiban yang manakala tak ditunaikan mendapat sanksi atau hukuman. Bukan lagi sebuah hak yang bisa saja diambil atau tidak diambil oleh pemilik hak tersebut.
Peraturan yang baru, sistem kenaikan pangkat bagi guru, menjadikan kenaikan pangkat sebagai sebuah kewajiban. Paling tidak itulah yang dirasakan Pak Rebby. Bagi guru yang dalam rentang waktu yang ditentukan tidak juga mengurus kenaikan pangkatnya, akan ditelusuri kemengapaannya, sampai akhirnya guru tersebut mengurusnya, atau akan mendapatkan sanksi tertentu jika tidak mau mengurusi kenaikan pangkatnya.
(23 Jumadil Akhir 1438 H)
Read more »

Selasa, 28 Maret 2017

Serial Pak Rebby : Pak Rebby Koq Masuk Hari Ini ?


Hari kerja seorang guru seperti Pak Rebby adalah 6 hari kerja. Tidak seperti hari kerja bagi  Pegawai lain. Yang hanya lima hari kerja, tetapi sampai sore hari. Jam wajib mengajar adalah 24 jam. Jadi jika dirata-rata, satu hari bagi seorang guru adalah mengajar 4 jam pelajaran. Namun meski masuk 6 hari kerja, bagi guru yang terjadwal mengikuti kegiatan musyawarah guru, ada tersedia 1 hari kosong jam, sesuai hari pelaksanaan musyawarah tersebut. Misalnya pelajaran Bahasa Jawa hari Rabu, IPA hari Kamis dan sebagainya. Namun tak jarang bagi guru lain yang tidak terjadwal mengikuti kegiatan musyawarah tersebut tetap diskenario untuk kosong jam juga sesuai jadwal pelaksanaan kegiatan musyawarah guru, dan bagi guru tersebut artinya hari itu adalah hari bebas mengajar, dan karenanya tidak masuk sekolah.
Pak Rebby sebagai guru Ketrampilan, kosong jam nya adalah hari Selasa.  Sudah dua tahun yang lalu beliau tidak mewakili sekolahnya dalam musyawarah guru, namun tiap hari jam kosong mengajarnya, Pak Rebby selalu masuk kerja, meskipun tidak ada jam mengajar di kelas.  Tak banyak yang tahu temannya, akan hal ini. Hingga suatu hari, Bu Catherina Zabboo, salah satu temannya yang kebetulan memiliki kosong jam pada hari yang sama dengan Pak Rebby masuk sekolah karena ada suatu keperluan. Kaget bertemu Pak Rebby yang setahunya selama ini pada hari itu kosong jam dan harusnya tidak masuk, koq hari itu masuk. “Tumben Pak Rebby masuk hari ini ?”. Tanya Bu Zabboo men “tumben” kan. “Bukannya kebalik Bu, yang tumben anda hari ini koq masuk ?” Tanya balik Pak Rebby. “Iya Bu Zabboo, Pak Rebby tiap hari Selasa selama ini masuk terus, soalnya kan Piket”. Sahut teman guru lainnya. “Lha terus kosong jamnya Pak Rebby sekarang diganti hari apa ?” “Hari Kamis Bu”. “Lha setahu saya Pak Rebby tiap hari Kamis koq masuk ? Kenapa Pak ? Nggak betah ya di rumah ?” Tanya genit Bu Chaterina Zabboo meledek. “Nggak koq Bu Zabboo, saya malu sama anak-anak yang sering saya doktrin untuk jujur dan tidak berdusta, terlebih saya sangat takut sama Allah karena perbuatan dusta saya.” “Koq dusta bagaimana to Pak Rebby ?” “Bagaimana saya dan juga teman-teman nggak dusta Bu, kalo tiap kosong jam saya tidak berangkat ke sekolah, tidak masuk kerja, tapi saya tetap membubuhkan tanda tangan di daftar hadir pegawai. Apakah itu bukan perbuatan dusta dan bohong Bu ? Saya takut Bu, kalo rizki yang saya peroleh menjadi tidak berkah karenanya. Juga.., mau saya taruh di mana muka ini Bu, kalo siswa saya, bilang, “Guru koq bohong !” “Oalah  Pak Rebby, Pak Rebby ... gitu aja koq dipikirin !!” Jawab Bu Zabboo sambil berlalu ke luar dari ruangan. “Iya ya Bu Zabboo, ... gitu aja koq repot Pak Rebby ini ....” timpal yang lain.
Read more »

Serial Pak Rebby : Tangis Bapak Kepala


Berubahnya pemegang  kendali kekuasaan seringkali membawa perubahan pada kebijakan. Termasuk pada kebijakan seragam pegawai/guru. Guru yang awalnya tiap hari Senin sampai hari Kamis berseragam PSH Abu-abu yang “guru" banget itu, di hari Rabu nya diganti dengan hem putih, bawahan hitam. Awal penerapan seragam ini, banyak siswa terkesan dan bertanya tentang penampilan Bapak/Ibu Gurunya yang lain dari pada hari sebelumnya. “Mau ada acara apa to Pak ?”, tanya mereka. “Wah, ... Pak Rebby seperti mau ijab qobul di depan penghulu saja”. Komentar Ibu Mitchel.
Memang dengan seragam ini, kesan dan penampilan Bapak Ibu Guru menjadi seperti bukan seorang guru saja. Di sekolah  Pak Rebby, Bapak Ibu Guru secara mandiri membeli sendiri seragam ini, ada yang beli jadi, ada yang memang sebelumnya sudah memiliki baju putih, ada pula yang beli kain dan menjahitkannya. Dan tidak ada masalah dengan pengadaan seragam hitam putih ini. Bagi Pak Rebby sendiri, justeru ini adalah moment yang sangat baik untuk memakai baju yang sudah berumur sekitar 17 tahun yang sangat jarang dipakai oleh beliau.  Ya, ... baju putih yang dikenakannya saat mengucap ikrar Mitsaqon Ghaliza, dengan calon istri Pak Rebby kala itu. Hingga suatu ketika, dalam sebuah kesempatan rapat dinas, terungkaplah kebaikan dan kemurahan hati para pimpinan instansi, termasuk di tempat Pak Rebby mengajar. Pemimpin Paguyuban Instansi berinisiatif mengkoordinir pengadaan (pembelian) seragam ini. Secara bisnis, ini memang lahan yang cukup luar biasa lumayan menguntungkan. Bagi sekolah besar dan favorit, tidak jadi masalah, karena mereka memiliki unit usaha cukup banyak dan bervariatif dengan omzet dan keuntungan yang besar. Namun bagi sekolah kecil, sekelas sekolah Pak Rebby, pemberian seragam kepada guru-guru yang kurang lebih Rp. 250.000 per guru, bukanlah hal mudah dan kecil. Karenanya dengan terpaksa, karena kondisi keuangan yang tidak atau belum memungkinkan, dengan berlinang air mata kesedihan, Bapak Kepala memutuskan untuk belum bisa membelikan seragam putih hitam secara gratis kepada Bapak Ibu Guru di sekolah yang dipimpinnya. Plus dengan permohonan maaf yang sedalam-dalam dan setulus-tulusnya. “Mohon maaf Bapak Kepala, seyogyanya Bapak tidak perlu terlalu baper dengan masalah ini. Seperti Bapak ketahui, tiap hari Rabu kami semua sudah berseragam putih hitam. Dan menurut saya, ini bukan kebutuhan urgen dan mendesak Pak. Apalagi kalau kita sampai “ngoyo” menyisihkan uang dari pos-pos unit usaha yang ada, atau terlebih kalau kita sampai harus mengambil uang dari dana yang tak seharusnya diambil untuk keperluan ini. Selain kasihan pada bendahara yang harus mengatur, memanipulasi dan merekayasa laporan, dan yang pasti ini nggak bener Pak,... juga dikhawatirkan muncul masalah di belakang hari. Seperti kasus pemberian kain seragam oleh pemimpin daerah yang ternyata berbau anyir korupsi hingga menyeret dan menjebloskan Pejabat tinggi Daerahnya”, kata Pak Rebby seusai Bapak Kepala menyampaikan keprihatinannya dengan air mata menjuntai di pipi beliau. Sayangnya pernyataan Pak Rebby yang penuh dengan ke-empati-an ini hanya beliau sendiri yang mendengarnya. Karena ternyata pernyataan Pak Rebby hanya di dalam hati beliau saja. Perihal kain jatah dari daerah yang bermasalah tadi, milik Pak Rebby yang sudah terlanjur dikirim ke penjahit, begitu mengetahui kain tersebut bermasalah, beliau langsung konfirmasi pada penjahitnya, apakah kain tersebut sudah dipotong dan dijahit. Dan ketika ternyata kain tersebut belum dijahit, , maka maka Pak Rebby meng-cancel-nya. Dan jadilah kain itu sebagai kerodong sangkar “Jack Mento”, burung kacer kesayangan beliau.  (26 Rabiul Awal 1438. 23-2-2017)
Read more »

Slide

Picture Talk More Slideshow: Anang’s trip to Kabupaten Nganjuk (near Kediri), Java, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Kediri slideshow. Create a free slideshow with music from your travel photos.
Anang Dwijo Suryanto. Diberdayakan oleh Blogger.

 
Powered by Blogger