free counters


My site is worth $2022.1.
Berapa harga Blog/Web Anda?

WHO KNOWS, WHO IS ACTUALLY THE GREAT AND THE MOST TERRORIST IN THE WORLD ?

Jumat, 22 Juli 2011

Karnaval Antara Manfaat dan Penghamburan Uang



Setiap tanggal 17 Agustus, kita bangsa Indonesia memperingati hari kemerdekaan, atau hari lahirnya bangsa Indonesia, yang jatuh pada tanggal itu di tahun 1945.  Berbagai macam event acara digelar untuk merayakan dan memperingati hari bersejarah ini. Berbagai acara dari yang mulai bersifat ritual, acara ringan menghibur, konyol dan juga kegiatan lomba-lomba.

Salah satu kegiatan yang paling umum dalam memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonseia setiap tahunnya adalah KARNAVAL. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Karnaval adalah : Pawai dalam rangka pesta (biasanya mengetengahkan bermacam corak hal yang menarik dari yang dirayakan itu)  Acara perayaan yang menampilkan miniatur berbagai kegiatan pembangunan dan juga gambaran kehidupan yang mencakup aspek-2 seni, budaya, pendidikan, teknologi, kesehatan, sains dan sebagainya.


Dari setiap kegiatan karnaval yang dilaksanakan setiap tahun, bisa dipastikan menyedot dana yang tidak sedikit. Dana biasanya diambil dari iuran siswa, kalau di sekolah, warga, pegawai kantor atau instansi dan juga pihak sponsor. Di suatu instansi pendidikan (sekolah) untuk menyewa mobil hias bisa mencapai Rp. 12.000.000 (12 juta). Itu baru untuk sewa mobil hias, belum yang lain. Uang sebesar itu bisa  untuk beli 4 unit komputer sederhana plus printer, atau 3 LCD, yang mungkin sangat membantu operasional dan memperlancar kegiatan belajar. Atau bisa digunakan untuk mempaving jalan kumuh di sudut gang kumuh, atau untuk pengaspalan jalan di satu RT di sebuah perumahan. Atau juga bisa digunakan untuk mengurus Sertifikat Tanah bagi instansi yang masih belum beres sertifikat tanah nya.

Tapi itulah kita, jika untuk kegiatan yang bersifat hura-hura, yang berkerudung mengenang, menghargai jasa pahlawan kemerdekaan, kita bisa dengan mudah mengumpulkan uang, tapi untuk hal-hal positif, membangun dan sangat membantu operasional kegiatan sehari-hari di lingkungan kita, sangat sulit dan kecil sekali partisipasinya. Contohnya untuk karnaval tadi. Untuk berperan sebagai PERTIWI, misalnya, di barisan karnaval, yang biaya rias dan sebagainya bisa mencapai ratusan bahkan jutaan rupiah, seorang siswa (tentu saja dengan dorongan orang tuanya) rela mengajukan diri secara suka rela, dengan sedikit subsidi biaya dari instansi atau sekolahnya. Anehnya lagi, di beberapa instansi di setiap tahunnya, bahkan ada yang sampai inden, untuk bisa menjadi PERTIWI di barisan karnaval ini. (luar biasa ... !)
Fenomena yang umum lainnya yang memprihatinkan saat karnaval adalah hingar bingarnya sound system yang bagaikan kompetisi. Yang menendangkan lagu-lagu seronok, murahan, tanpa visi dan misi, yang jika dikaitkan dengan pendidikan karakter sangat jauh menyentuh. Diikuti dengan joget yang juga tak kalah norak, dan yang memiriskan lagi, tak jarang penari atau penjoget nya dalam kondisi mabuk oleh minuman keras. Bayangkan bila gambaran seperti ini yang menyelenggarakan sebuah lembaga pendidikan. 

Meskipun tahun ini peringatan Proklamasi Kemerdekaan bersamaan dengan pelaksanaan Ibadah Puasa, tak menyurutkan berbagai pihak untuk tetap menyelenggarakan perayaan peringatan Agustusan, dengan cara melaksanakan pada bulan Juli ini. Tak terkecuali dengan perayaan KARNAVAL.
Karnaval di bulan Juli ini, dilaksanakan pada pagi hari (tahun-2 sebelumnya di siang hari). Konsekuensi dari pelaksanaan pagi hari ini adalah bahwa anak-anak (termasuk anak TK) yang dirias, harus antri di tempat rias mulai jam 3.00 atau bahkan ada yang jam 2.00 dini hari. Bayangkan ... 


Terlepas dari apa misi dan hikmah di balik kegiatan hura-hura karnaval ini, yang pasti banyak uang dikeluarkan dan dihamburkan. Mungkin tak akan memunculkan keprihatinan yang luar biasa, ketika karnaval dilaksanakan dalam kondisi kebutuhan kita sudah sangat tercukupi. Negara kita sudah makmur dan tercukupi segala kebutuhannya. Sarana prasarana cukup, fasilitas yang menunjang kerja dan proses pembelajaran lengkap. Tapi di tengah masih banyaknya warga (penduduk) yang kelaparan dan berada dalam atau di bawah garis kemiskinan, tingkat pengangguran yang tngi dan cenderung meningkat, di tengah kondisi fasilitas di sekolah yang masih minim, gedung-gedung banyak yang perlu perbaikan (robohnya gedung sekolah kami), jalan-jalan desa atau kampung yang kondisinya memprihatinkan, maka sungguh suatu yang menyedihkan dan memprihatinkan jika kita tahu bahwa untuk kegiatan yang tak berbekas, yang tidak ada atsarnya, kecuali kegembiraan sesaat dan sementara kita keluarkan uang yang begitu besar.

Mari kita mengandai, jika di satu Kecamatan Kota ada 40 TK, 40 SD, 7 SMP dan 3 SMA, dan masing-masing Lembaga Pendidikan tadi kita kira-kira, rata-rata mengeluarkan dana untuk karnaval sebesar (nggak usah besar-besar) Rp. 4.000.000, maka kita akan bisa kumpulkan uang sebesar Rp. 360 juta. Itu baru di satu Kecamatan Kota kecil. Ah ... begitu banyak yang bisa kita lakukan dengan uang sebesar itu, untuk kesejahteraan dan kemaslahatan negeri ini. Saya yakin, Ibu Pertiwi tidak akan menangis sedih, bila setiap Ulang Tahunnya tidak diperingati dengan Karnaval. Bahkan mungkin sangat bahagia, bila tahu uang karnavalnya sekarang dialihkan untuk kesejahteraan rakyatnya.  
Maka, sungguh sangat dinanti di masa mendatang, suatu kebijakan yang akan meninjau ulang keberadaan karnaval dalam rangka memperingati moment bersejarah dan monumental ini, dan menggantinya dengan kegiatan yang lebih konstruktif dan bermanfaat, bagi semua. Tapi mungkinkah ? Semoga.

0 komentar:

Posting Komentar

Slide

Picture Talk More Slideshow: Anang’s trip to Kabupaten Nganjuk (near Kediri), Java, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Kediri slideshow. Create a free slideshow with music from your travel photos.
Anang Dwijo Suryanto. Diberdayakan oleh Blogger.

 
Powered by Blogger