free counters


My site is worth $2022.1.
Berapa harga Blog/Web Anda?

WHO KNOWS, WHO IS ACTUALLY THE GREAT AND THE MOST TERRORIST IN THE WORLD ?

Rabu, 28 Maret 2018

Serial Pak Rebby : Cekloq, Namaku.

Aku hanya sebuah Perangkat sederhana. Kerjaku mencatat kehadiran para pegawai, karyawan baik negeri ataupun swasta. Sebelum aku digunakan, banyak penyelewengan jam 🕦 masuk dan pulang kerja. pengabaian motivasi,  instruksi, bahkan represi dari Bos, Atasan juga Kepala (Dinas, Bagian, Sekolah).
Tidak ketinggalan di dunia pendidikan. Tidak sedikit guru yang sering dan suka terlambat masuk sekolah, namun sering dan suka pulang lebih awal. Sebagian Kepala Sekolah mengingatkan ato menegur, namun tak jarang yg sungkan, mendiamkan saja (dipek pangertene). Hingga suatu ketika aku datang sebagai pahlawan pembela kedisiplinan. Menebar ketakutan di kalangan pegawai karyawan dan guru juga. Ketakutan akan terpangkasnya gaji, uang 💰 mamin serta tidak cairnya 🚰 TPP (sertifikasi).
Ternyata aku lebih ditakuti dari pada Bosnya, Atasannya,  Kepala Sekolahnya.  (Hebat ya aku ?)
Karena aku, mereka berusaha untuk tidak menempelkan jari mereka di layar scan ku lebih dari jam 07.00 atau kurang dari jam 14.00. Disiplin sekali jadinya.  Hingga ada satu teman Pak Rebby yang  sampai berkata "Lha iya, diingatkan Bos, ditegur,  nggak nge-fek. Takluknya malah sama alat ini".  Inilah yang membuat takjub murid Pak Rebby. Mengapa di tempat parkir sudah banyak motor gurunya,  ketika mereka tiba di sekolah. Padahal biasanya tempat itu masih sangat sepi sekali. Mereka melihat Gurunya begitu disiplin. Tapi akhirnya mereka menyadari bahwa disiplin itu hanya sebatas di kedatangan, agar tak tertinggal waktu cekloq. Giliran jam masuk kelas, ternyata tidak ada perubahan. Terlambat 5️⃣ hingga 1️⃣0️⃣ menit bahkan hingga 2️⃣0️⃣ menit bukan lagi menjadi pemandangan yang luar biasa. (Berlanjut)

Read more »

Kamis, 20 April 2017

Serial Pak Rebby : PasaL 100

Sejak hp nya rusak dan Pak Rebby beli hp murahan yang gak banyak fiturnya, Pak Rebby tidak bisa alarm tiap tanggal 17 dan 25 untuk mengingatkan belaiu bahwa pada hari itu seragamnya seragam KORPRI dan PGRI. Karena sekarang tanggal 24 Nopember, Pak Rebby takut kalau kelupaan, maka ditulislah di telapak tangannya "PGRI". Usia sudah semakin udzur, jaga-2 agar besuk tidak kena pasal 100. Koq pasal 100 ? Pada saat menyampaikan materi "Disiplin", Pak Rebby mengatakan bahwa disiplin tidak hanya bagi siswa saja, tetapi juga bagi guru. Termasuk disiplin dalam berpakaian atau seragam. Karenanya Pak Rebby memperkenalkan pada siswanya, jadwal seragam guru mulai hari Senin sampai Sabtu. Untuk menjaga agar beliau tidak seenaknya main-2 dengan disiplin seragam ini, beliau membuat komitmen dengan siswa, bahwa belaiu akan memberi uang Rp. 100.000 bagi siswa yang berani protes dan mengetahui bahwa pada saat tersebut Pak Rebby sedang tidak berseragam sebagaimana ketentuan. “Seratus Ribu Pak ?” tanya anak-anak serempak tak percaya. “Ya, .. tapi kesepakatan tidak berlaku jika kalian kedahuluan Pak Rebby menjelaskan alasan kenapa pada saat itu Pak Rebby tidak berseragam. Misal ada instruksi bahwa hari ini harus memakai seragam olah raga, misalnya.” Begitu Pak Rebby menjelaskan detail komitmen nya.Dan ketika ada seorang siswa mendatangi beliau pagi itu, yang terlihat siap dengan protesnya, beliau langsung bicara terlebih dulu sebelum siswa sempat bertanya. “Begini Bert, hari ini memang tanggal 25 dan harusnya Bapak berseragam PGRI, tapi karena tadi malam ada instruksi via group medsos sekolah kita untuk Bpk/Ibu Guru, bahwa hari ini memakai seragam olah raga. Jadi Pak Rebby hari ini seperti yang kamu lihat tidak berseragam PGRI sebagaimana seragam seharusnya.” “Wah, ... gagal deh Pak serangan pasal 100 saya. Gagal dapat uang Rp. 100.000 nih ... “ (24 Rajab 1437 - 21-4-2017)
Read more »

Rabu, 19 April 2017

Serial Pak Rebby : Promo HP Gratis

Pak Rebby sedang duduk-2 santai di kursi taman sekolah dengan beberapa siswa  yang asyik curhat, ketika bela tanda usai jam istirahat berbunyi. Anak-anak pun semangat pamit bersalaman pada beliau. Sementara Pak Rebby tetap berada di tempat itu sambil mengerjakan atau membaca sesuatu, karena beliau sedang tidak ada jam mengajar pada saat itu.Sekian puluh hingga belasan menit, Pak Rebby heran dengan lalu lalang siswa di beberapa sudut  lingkungan sekolah. Hingga akhirnya beliau menemukan jawaban dari siswa yang tadi curhat dan kembali menerima Pak Rebby untuk melanjutkan curhatnya. "Kosong Pak, ndak ada gurunya", kata ssalah satu siswa. "Seperti ada orang demo ato promosi gitu lho Pak, di ruang guru." Yang lain menambahkan.Benar juga, ternyata di ruang guru sedang ada promosi sebuah produk. Promo serupa pernah datang ke sekolah beberapa waktu yang lalu, yang tidak ada peminatnya. Sebuah produk jasa yang mengajak dan merangsang orang untuk berhutang, atau beli sesuatu tanpa mikir apakah pada saat yang bersamaan dengan keinginan membeli sesuatu itu seseorang sedang memiliki uang yang cukup atau tidak. Dalam persepsi Pak Rebby yang mungkin juga ada kekeliruannya adalah begini, sebuah lembaga peminjam uang (bank) memberikan kartu semacam kartu ATM yang berisi sejumlah nominal uang, di mana selama 2 tahun, boleh diambil boleh tidak uang tersebut. Yang pasti bank sudah menyiapkan uang. Beda dengan promo sebelumnya, kali ini nampaknya cukup banyak peminatnya di tempat Pak Rebby, termasuk beliau hampir-2. Ternyata di promo kali ini pihak bank menggandeng perusahaan besar di bidang telekomunikasi, yang meberi iming-2 hp gratis bagi member yang berlangganan pulsa bulanan. Pada pembelian pulsa pertama, member langsung dapat hp yang merk dan spec nya tergantung besar kecil nominal pulsa langganan. "Oooo pantas saja sampai-2 para siswa sekian belas menit tidak dijenguk gurunya, karena memang ada promo yang sangat menarik ini," batin Pak Rebby. "Ngomong-2 Pak Rebby jadi tertarik nggak ?" tanya Ibu Allertia Laurieta. Pak Rebby pun mengkalkulasi. Uang Rp. 100.000 - Rp. 200.000 per bulan ? Ada ! Bisa ! HP canggih type terbaru ? Merk ternama ? Mau ! Menarik ! Jauh lebih menarik dibanding hp beliau yang seharga Rp. 83.000 (harga promo) nya. Tapi, kebutuhan pulsa Pak Rebby dengan 2 nomor (2 kartu) yangdimiliki selama ini, tidak pernah lebih dari Rp. 40.000 per bulan. Jangan-2 dengan hp canggih di tangan, Pak Rebby jadi lebih rajin bermedsos, ngebrows ato nggugel, daripada berqiyamul atau bertilawah. Apalagi kenyataan saat ini, dengan hp android milik istri yang bisa dipake nginternet, berdua beliau harus kucing-2 an dan berusaha tidak diketahui putranya jika mau buka hp di rumah. Jadilah dengan pertimbangan-2 tersebut di atas, Pak Rebby memutuskan untuk tidak melanjutkan ketertarikannya pada promosi hutang super mudah dan murah yang berbuntut hp gratis di sekolahnya.
Read more »

Minggu, 09 April 2017

Serial Pak Rebby : Itu Ilustrasi Porno Nak !


Menjelang masuk kelas menggantikan Guru sebelumnya, saat pergantian jam, Pak Rebby mendengar ribut-ribut di bangku depan dekat pintu masuk. Bu Stefany  yang baru saja mengajar di kelas itu dan belum sampai keluar dari kelas, sedikit bersitegang dengan seorang siswa yang duduk di bangku yang digambarkan sebelumnya. Dari luar Pak Rebby menunggu dan melihat apa yang sebenarnya terjadi. Ingin tahu juga sebenarnya beliau, namun ditahan saja keinginan itu, hingga Bu Stefany  sambil menahan amarah dan juga menahan tawa, memanggil Pak Rebby sembari menjewer telinga si bocah.
Ah, ... ternyata si bocah saat diajar Bu Stefany  tadi asyik menggambar, sampai-sampai saking asyiknya tidak tahu kalau jam pelajaran sudah habis, dan Bu Stefany  mengakhiri pelajaran. Saat melintas di depan siswa, penasaran melihat siswa yang begitu fokus dan konsentrasi menggambar, Bu Stefany melihat gerangan apa yang sedang digambar siswa. Ternyata siswa menggambar figur sosok wanita tanpa busana. Kontan saja Bu Stefany marah dan minta siswa memberikan gambar tersebut. Ah ... dasar siswa kreatif. Itu termasuk pornografi NAK ... !
Bel tanda waktu pulang berdentang beberapa menit yang lalu. Pak Rebby beranjak menuju ke tempat parkir motor TraiL nya. Melewati Ruang Guru, beliau mendengar suara gelak tawa lepas yang meledak-ledak dari beberapa rekannya. Semua ibu-ibu. Rasa ingin tahu Pak Rebby tak membiarkannya untuk tidak menanyakan sesuatu yang terjadi yang membuat tawa rekan-rekannya begitu lepas dan meledak-ledak. Jawaban dari rekan yang ditanya begitu mengagetkan Pak Rebby. Ternyata mereka kata seorang teman Pak Rebby ketika ditanya, sedang melihat-lihat jingle blue di smartphone Bu Stefany.  Dan beliau, Ibu Stefany pun lupa dengan insiden gambaran porno siswanya pagi tadi. Ah dasar Guru kreatif, .... Itu termasuk konten porno BU .. !
Read more »

Serial Pak Rebby : Konten Porno Bu Triji



Larangan membawa HP bagi siswa jelas tertulis di Tata Tertib Sekolah Pak Rebby.Kenyataannya masih banyak dan sering dipergoki siswa yang nekad membawa HP, tertangkap tangan membawa barang terlarang tersebut. Minimnya razia dan kurangnya ketegasan sanksi bisa jadi merupakan penyebab hal ini terjadi. Tidak sekali dua, Pak Rebby menangkap siswa yang membawa HP. Kebanyakan dari HP yang disita ternyata berisi film-film porno. Tak hanya dari HP siswa laki-laki tapi juga dari HP siswa perempuan. Ini yang membuat prihatin dan miris hati Pak Rebby. Anak perempuan belasan tahun dengan HP canggih berisi puluhan bahkan ratusan file film porno. Betul-betul kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Pak Rebby jadi ingat salah satu teman guru, Ibu Gianluca Grooby Geraldine yang biasa dipanggil Bu Triji (3G), yang sangat hobby nge-share foto-foto seronok yang menjurus pornografi ke group medsos. "Bu Geraldine punya banyak koleksi seperti ini dapat dari mana sih Bu ?", tanya Pak Rebby suatu ketika.
Teman-teman Bu Geraldine sebenarnya sangat risi juga dengan postingan-2 nya, baik yang berupa artikel atau gambar-gambar, karena hampir kebanyakan berbau amisnya porno. Apalagi bagi guru yang di rumah pakai HP nya rame-rame dengan anaknya. Jak jarang anaknya ikut membuka konten porno tersebut.
Menelisik perilaku Bu Geraldine ini, ada tanya menggelayut di benak Pak Rebby, "adakah korelasi antara hobi beliau dengan kasus siswa membawa HP berisi film porno yang sulit diberantas di sekolah ?"
6 Desember 2016
Read more »

Serial Pak Rebby : Rekreasi Keluarga Besar


Dalam suatu kesempatan rapat, bapak Kepala menyampaikan agenda mengajak Bpk/Ibu Guru refreshing menghalau penat, mengusir stress selama sekian kurun waktu menjalankan rutinitas mengajar, mendidik dan membimbing siswa, dengan rekreasi keluarga, mengajak seluruh keluarga inti Bpk/Ibu Guru. Tentu saja agenda ini sangat disambut antusias oleh Bpk/Ibu guru, tak terkecuali Pak Rebby. Memang Bapak Kepala yang satu ini sangat memikirkan dan memperhatikan anak buahnya. Salut untuk beliau.
Pak Roberto Delgado yang dipasrahi "mandegani" acara ini dipersilahkan menyampaikan rencana program dalam forum tersebut. Destinasi dari rekreasi ini adalah kota wisata Bandung. Teknis keberangkatan dan segala sesuatunya disampaikan oleh beliau. Transportasi, akomodasi, konsumsi dsb. Tibalah saatnya Pak Roberto Delgado menyampaikan perihal perihal anggaran plus sumbernya. "Bapak-bapak Ibu, ini kita sampaikan saja ya secara transparan, biar kita semua jelas dan enak. Begini ... untuk sumber anggaran, kita memiliki pos-pos unit usaha dan juga sisa-sisa dana endapan dari pengelolaan usaha insidentil di tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja setelah saya kalkulasi, ternyata itu semua belum mencukupi untuk seluruh keperluan kita. Dan untuk mencegah penarikan dana kepada bapak ibu semua, kami sudah konsultasi dengan bendahara sekolah untuk mencukupi kekurangan ini. Dan Alhamdulillah bendahara sudah asese dan bisa mengusahakan. Tentunya dengan sedikit pengaturan dan keluwesan di sana-sini. Memang dalam keadaan seperti ini kita tidak perlu terlalu kaku dan idealis, dan harus memiliki keluwesan bapak ibu. Karena kegiatan rekreasi keluarga ini belum masuk RKAS dan RAPBS. Kita doakan saja semoga pada penyusunan RAPBS di tahun-tahun mendatang program rekreasi keluarga yang sangat bagus ini bisa dimasukkan. Demikian yang bisa saya sampaikan, terima kasih". Hadirin pun sangat puas dengan paparan yang disampaikan Pak Roberto Delgado.
10 Rajab 1438 H - 7-04-2017

Read more »

Jumat, 07 April 2017

Serial Pak Rebby : Kuota Ijin Tidak Masuk



Musyawarah Guru yang diikuti Pak Rebby dilaksanakan dalam 12 pertemuan. Di awal kegiatan para peserta diberi arahan dan aturan bahwa ijin tidak mengikuti kegiatan diperkenankan maksimal 3 kali pertemuan. Bagi peserta yang ijin lebih dari jumlah maksimal tersebut mendapat konsekuensi tidak menerima sertifikat. Beberapa kali hal ini disampaikan oleh pihak panitia, dalam beberapa kesempatan. Karena suatu dan lain kepentingan yang tidak bisa ditinggalkan, Pak Rebby ijin sebanyak 4 kali pertemuan. Artinya beliau tidak layak mendapatkan sertifikat, karena jumlah ijin tidak masuknya melebihi kuota. Dan karenanya meskipun beberapa kali diminta oleh pihak panitia untuk mengumpulkan foto, beliau tidak juga mengirimkan foto yang dimaksud. "Walah Pak, gitu aja koq bingung dan dipermasalahkan .." Kata Bu Gabriella Luncini, teman Pak Rebby. "Gimana nggak bingung Bu, kalo kenyataannya memang saya tidak ikut kegiatan sebanyak 4 kali, berarti nanti saya kan harus menanda tangani kolom tanggal yang tidak masuk tersebut. Apakah ini tidak berarti pembohongan dan kedustaan Bu ? Tapi sepertinya waktu tanda tangan kemarin, saya koq melihat ada kolom tanggal yang ber keterangan 'IJIN' ya", jawab Pak Rebby. "Tapi kan sayang, Pak Rebby nanti jadi nggak dapat sertifikat." "Nggak apalah Bu, dari pada saya harus berbohong untuk mendapatkannya, lebih baik saya tidak usah mendapatkan. Sekian puluh tahun yang lalu hal ini juga pernah terjadi Bu. Dan pihak panitia tetap memaksa saya untuk menerima sertifikat. Waktu itu saya nggak bisa menolaknya. Kali ini saya tidak ingin mengulanginya Bu, ... " Kata Pak Rebby sangat berharap Bu Gabriella Luncini tidak melanjutkan pembahasan ini.
Pak Rebby jadi ingat, belum lama berselang, kira-kira 3-4 haru yang lalu diomeli istrinya karena tidak mau minta SPPD (Surat Perjalanan Dinas, terdiri dari dua lembar surat, yakni surat tugas dan surat keterangan waktu keberangkatan dan kedatangan),  yang biasanya diberikan kepada pegawai yang melaksanakan tugas dinas luar. Yang mana surat ini nantinya bisa untuk mencairkan uang pengganti uang transport, yang besarannya tergantung jauh dekatnya jarak dari unit kerja pegawai tersebut. Mengapa Pak Rebby diomelin ? Karena beliau ternyata tidak mau minta SPPD, dan hanya minta surat tugas saja. Artinya beliau tidak bisa mendapatkan uang pengganti uang transport selama mengikuti kegiatan. Padahal sesuai aturan, jarak tempuh tempat kegiatan dan unit kerja Pak Rebby memenuhi syarat bagi Pak Rebby untuk menerima transport. Lumayanlah sebenarnya untuk mensubsidi pertalite di tanki mobil beliau. Lalu mengapa Pak Rebby bersikukuh tidak mau dan hanya diam tertunduk tanpa berkata sepatah katapun menanggapi omelan istrinya ? Aha, ... ternyata alasannya hanyalah karena ;
di lembar surat yang kedua tertera "berangkat dari ................. (diisi unit kerja Pak Rebby) dan tiba di ......... (di isi unit kerja tujuan)". Ternyata Pak Rebby selama ini mengikuti kegiatan berangkatnya tidak pernah dari tempat kerja (sekolahannya), tapi berangkat dari rumah beliau. Nah kalo beliau harus mengisi berangkat dari sekolah, itu artinya kan berbohong, ... tidak jujur, ... begitu ternyata alasannya. Walah-walah Pak, Pak .....
8 Rajab 1438 - 5-4-2017
Read more »

Senin, 03 April 2017

Serial Pak Rebby : Khutbah Idul Adha 2016

Tahun lalu Pak Rebby mendapat mandat menjadi Imam dan Khotib Sholat Idul Adha. Tugas yang tidak bisa ditolak, waktu itu. Beliau baru dua kali itu menjalani tugas menjadi khotib. Suasana yang jauh dari kesakralan seperti yang  diharapkan beliau, membuatnya berazam, sebisa mungkin di tahun-tahun mendatang tak lagi mengulanginya. Inilah nukilan text khutbah tersebut, yang diambil dari beberapa sumber :


Hadirin yang kami mulyakan dan dirahmati Allah.


Hari Raya Kurban yang pelaksanaannya bersamaan dengan ibadah haji, adalah ibadah yang penuh dengan makna, yang dipenuhi dengan simbol-2 ritual yang mengingatkan kita pada peristiwa yang dialami oleh Nabi Ibrahim as, Siti Hajar, dan Ismail. Sebuah ibadah yang penuh pengabdian, pengorbanan, pe-nyerahan, kepasrahan dan ketaatan diri kepada Allah SWT. Dari sekian simbol ritual ibadah haji, korban adalah simboli puncak dari rangkaian ujian berat yang dialami oleh Nabi Ibrahim untuk mengorban kan, menyembelih putranya Ismail. Dinamakan kurban karena momen “penyembelihan” oleh Nabi Ibrahim merupakan simbol untuk mendekatkan diri (qurban) kepada Allah SWT, Sang Pencipta, untuk menyerahkan segala yang dimiliki dan dicintainya.
Ma'asyiral muslimin rahimani warahimakumullah
Nabiyullah Ibrahim AS adalah contoh pejuang yang gigih dan penuh kesabaran dalam membimbing kaum nya ke jalan Allah SWT. Sekalipun berjuang cukup lama, namun beliau belum juga dikarunia seorang anak. Beliau sangat mendambakan seorang anak untuk melanjutkan keturunan dan perjuangannya.  Doa beliau pun diabadikan dalam Qur’an, yang artinya : Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. (QS As-Shafaat : 100)
Allah pun akhirnya mengabulkan permohonan Nabi Ibrahim, dengan mengkaruniakan seorang anak laki-laki yang diberi nama Ismail. Dalam QS As-Shafaat ayat 101, Allah berfirman yang artinya : Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang sangat sabar.
Namun buah hati yang didambakan dan dinantikan kelahirannya hingga usianya hampir 100 tahun itu ternyata diminta oleh Allah agar dikorbankan. Allah SWT memerintahkan untuk menyembelih Ismail sebagai termaktub dalam QS As-Shafaat 102, yang artinya :
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu !" ia menjawab: "Wahai bapakku, kerja-kanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Betapa goncang hati Nabi Ibrahim ketika menerima wahyu yang luar biasa beratnya ini. Tetapi wahyu itu adalah perintah Allah, perintah untuk menyembelih Ismail, buah hatinya. Konflik pun terjadi dalam batinnya. Siapakah yang lebih disayanginya ? Allah ataukah anaknya ? Anaknya ataukah Allah ? Mengikuti perintah Allah atau menuruti perasaan manusiawinya untuk menyayangi anaknya ? Nabi Ibrahim menghadapi dua pilihan yang sangat berat : mengikuti perasaan hatinya dengan “menyela-matkan  Ismail” atau mentaati perintah Allah dengan “mengorbankannya”. Dia harus memilih salah satu di antara dua. Jika saja yang diperintah-kan Allah adalah agar ia mengorbankan dirinya sendiri, maka hal itu mudah bagi beliau untuk menentukan pilihan. Walau demikian dengan ketegu-han hati, Nabiyullah Ibrahim as lebih mendahulukan perintah Allah dan mengorbankan rasa sayang pada anaknya.
Kilasan kisah di atas, memberikan tauladan kepada kita, bahwa saat perintah dan hukum Allah SWT datang, di manapun dan kapanpun, maka apapun harus kita korbankan. Bagi seorang mukmin, hukum dan perintah Allah harus di atas segala-galanya.
ALLOHU AKBAR ALLOHU AKBAR WALILLAHILHAAM
Ma'asyiral muslimin rahimani warahimakumullah
Dalam memahami apa dan untuk apa seorang muslim melakukan pengorbanan, mari perhatikan firman Allah di dalam Al Qur’an Surat At-Taubah ayat 24 yang artinya :
Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan-Nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
Ayat di atas meletakkan keluarga, orang tua, saudara, harta, usaha bisnis, tempat tinggal dan tanah air,  pada satu sisi. Serta cinta kepada Allah dan Rasul-Nya yakni beriman kepada Allah dan Rasul, taat kepada-Nya dan Jihad fi Sabilillah pada sisi lainnya. Idealnya adalah kita mendampingkan dua hal di atas yakni cinta pada orang tua, harta benda, istri, anak-anak, tempat tinggal dan tanah air dengan cinta kepada Allah dan Rasul. Tetapi jika dalam kondisi tertentu kita tak mampu menseja-jarkan keduanya, maka seorang muslim sejati akan mengutamakan taat kepada Allah, Rasul dan Jihad serta rela mengorbankan segala-galanya demi ketaatan kepada Sang Pencipta, Allah jalla wa azza.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan bahwa pengertian “ ... maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusannya .. “ dengan makna tunggulah adzab dan balasan yang akan ditimpakan kepada kalian. Adzab yang dimaksud adalah meliputi adzab di dunia dan di akherat.
Ancaman ini merupakan pertanda wajibnya mengor-bankan segala galanya untuk ketaatan kepada Allah. Jelaslah bahwa pengorbanan hanyalah dalam rangka ketaatan, dan karena itu "ismail” apapun yang kita miliki harus siap kita korbankan. Siapakah, atau apakah “ismail”kita itu ?
Ismail kita adalah setiap sesuatu yang melemahkan iman kita, setiap segala sesuatu yang menghalangi kita menuju taat, setiap sesuatu yang membuat kita hanya memikirkan diri kita sendiri, setiap sesuatu yang membuat kita tidak mau mendengar perintah Allah dan menyatakan kebenaran, setiap sesuatu yang memalingkan kita dari mensegerakan diri memenuhi panggilan Allah dan karenanya kita menunda-nundanya, segala sesuatu yang membuat kita mengabaikan amanah Allah, segala sesuatu yang membuat kita mengabaikan, meremehkan dan mengakali aturan Allah, segala sesuatu yang membuat kita malas belajar atau bekerja, setiap kenikmatan yang membuat kita terlena, setiap sesuatu yang menyebabkan kita mencari-cari ribuan alasan, ribuan dalih, untuk menghindari tanggung jawab. Bisa juga ismail kita  adalah sosok mukidi dg kekonyolan dan kebadungan ulah dan kisahnya, yg kehadirannya selalu kita tunggu-2, yg membuat kita  mampu berlama-2 memandangi layar HP  kita  sambil senyum-2 sendiri dan membuat bangga jika kita berhasil  nge-share ke BBM, Facebook atau ke group WA  kita. Maka korbankanlah “ismail”  kita  !
ALLOHU AKBAR ALLOHU AKBAR WALILLAHILHAAM
Ma'asyiral muslimin rahimani warahimakumullah
Lalu bagaimana upaya-2 kita agar kita mampu menumbuhkan jiwa berkorban ? Minimal hal-hal berikut harus kita hunjamkan ke dalam jiwa kita, dalam sanubari kita, agar kita memiliki jiwa berkorban :
Pertama, Meyakini aqidah Islamiyah dengan keyakinan yang jazm (pasti) disertai pengamalan nyata, tak hanya dalam ucapan belaka. Termasuk di dalamnya meyakini bahwa Allah lah Pemberi dan Pengatur rizki, Dialah Penolong. Dialah yang menghidupkan dan mematikan. Bila kita yakini hal ini, maka hidup tak akan diliputi sifat pengecut dan bertindak curang. Jangan hanya karena ketakutan tidak mendapatkan proyek, bantuan, keuntungan, tidak mendapatkan upah atau gaji, jika tak bertindak curang, maka kita terus dengan tenangnya memalsu, mengarang-ngarang, mereka-reka dan memanipulasi data. Itu sama artinya kita tak meyakini betul, bahwa Allah Maha Pemberi Rizki, dan rizki masing-2 kita telah ditetapkan-Nya, jauh sebelum kelahiran kita ke dunia ini. Bila hal ini menghunjam di dada, niscaya seorang muslim tidak akan gentar menghadapi segala macam ancaman, tantangan dan hambatan serta memiliki jiwa pengorbanan yang tinggi dalam melaksanakan perintah dan hukum Allah.
Kedua, Memahami bahwa syariat/hukum Islam memastikan terwujudnya kebahagiaan bagi manusia secara keseluruhan. Namun syarat tercapainya kebahagiaan tersebut adalah taqwa kepada Allah, dan mengikuti hukum-2 Nya. Taqwa kepada Allah merupakan syarat kebahagiaan, artinya aturan Allah merupakan buah hati bagi orang yang bertaqwa. Oleh karena itu seorang mukmin bahagia dengan melaksanakan Islam. Bila hal ini dimilliki orang muslim, niscaya ia rela berkorban demi aturan Allah, karena di situlah letak kebahagiaannya. Sebab semua pengorbanan yang ia lakukan hanyalah untuk menggapai ridho Allah. Dan mendapatkan ridho Allah adalah kebahagiaan hakiki bagi seorang muslim.
Ketiga, menjauhi hubbud dunnya, yakni menghin-dari kecintaan yang berlebih pada harta benda dunia. Dan meyakini bahwa kehidupan akherat adalah jauh lebih baik dan kekal. Dan kehidupan yang sejati sebenarnya adalah kehidupan akherat. Jika kita kaum muslimin mampu menjauhkan diri dari kecintaan dunia ini, maka ketika Allah mengambil kembali apa-apa yang dititipkan kepada kita berupa harta, anak-anak, istri, jabatan, pangkat kedudukan bahkan raga dan nyawa kita, maka kita akan memiliki kepasrahan dan keikhlasan yang luar biasa. Juga ketika itu semua harus kita korbankan demi tegaknya kalimat Allah, demi menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya, maka kepasrahan dan keikhlasanlah yang akan kita rasakan. Dan hal ini tidak pernah akan terjadi kepada mereka yang memiliki hubbud dunnya, terlebih dengan diikuti penyakit “karahiya-tul maut”, yakni takut akan mati. Satu penyakit mematikan yang karenanya Islam carut marut dan tercabik-cabik oleh bangsa-bangsa lain.
ALLOHU AKBAR ALLOHU AKBAR WALILLAHILHAAM
Ma'asyiral muslimin rahimani warahimakumullah
Dengan butir-2 pengertian di atas, yang sudah menghunjam di dada kita, akan membuat kita rela, senang hati dan menikmati pengorbanan dalam menjalankan perintah-2 Allah, dalam menegakkan kalimat-2 Allah, di segenap aspek kehidupan kita. Dan jiwa serta semangat berkorban seperti inilah yang sangat diperlukan dalam membangun bangsa ini. Semangat yang menggelora dari para Generasi Muda dan tua, untuk mengorbankan waktu dan kesenangannya, dalam rangka menuntut ilmu, dalam belajar, dalam bekerja, berkarya, dalam mengemban amanah, dalam membangun negeri, dalam mengejar ketertinggalan dari bangsa-2 lain yang sekian tahun lalu tertinggal jauh di belakang bangsa kita.  Semangat yang mendalam untuk menegakkan ajaran dan syariat Islam di negeri ini, dalam menghadapi Ghazwul Fikri dan Ghazwul Tsaqofi, perang pemikiran dan perang kebudayaan yang dilancarkan dengan gencar oleh agen-2 kufar barat di negeri-2 Islam termasuk di Indonesia. Betapa mereka dengan gencarnya menyusupkan melalui paham-2, ideologi, serta melalui teknologi dan menanamkan ajaran serta budaya-2 yang merusak mental serta menjauhkan generasi muda dari adat, etika dan norma-2 bangsa serta agama. Betapa generasi muda dan generasi tua dilenakan dengan game-2, wahana-wahana media sosial pembuang waktu, yang melenakan dan menyibukkan mereka dengan sesuatu yang sia-sia, remeh temeh, bahkan menjeru-mus pada hal-2 berbau seronok, tidak pantas, tabu dan porno. Terlebih bila yang terpapar virus-2 ini adalah seorang Guru yang notabene sebagai Agent of Change, Agen Perubahan bagi mental dan moral generasi penerus, maka tak bisa kita bayangkan, bagaimana kondisi republik ini sekian generasi mendatang. Na'udzubillahi min dzalik, tsumma na'udzubillah.
Ma'asyiral muslimin rahimani warahimakumullah
Akhirnya, marilah kita selalu berdoa semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan kepada kita, memberi petunjuk dan hidayah-Nya agar kita selalu memiliki semangat pengorbanan dan keikhlasan yang berkobar menyala-2 di hati kita, dalam segala hal, dalam segala kondisi, dalam kerangka ibadah, ketaqwaan, kebaikan dan “amal sholeh”. Semoga kita mampu mengorbankan ”ismail-ismail” kita untuk mendekatkan diri kita kepada Allah SWT, untuk menjalankan perintah-perintahNya seberat apapun dia, serta menjauhi larangan-larangan-Nya seberapa pun ringanya ia. 
Sabtu 8 Dzulhijja 1437  10 Sept 2016

Read more »

Slide

Picture Talk More Slideshow: Anang’s trip to Kabupaten Nganjuk (near Kediri), Java, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Kediri slideshow. Create a free slideshow with music from your travel photos.
Anang Dwijo Suryanto. Diberdayakan oleh Blogger.

 
Powered by Blogger