Facelim : Jejaring Sosial Muslim
Ada Mas Topek Oyi, Kak Ros, Ratih Dandelion, Rakasiwi Galuh, Siti Munawaroh, robinspaa ! Ayo bergabung di Facelim, Jejaring Sosial Muslim !
Karnaval Antara Manfaat dan Penghamburan Uang
Ternyata biaya untuk perayaan Karnaval Kemerdekaan setiap tahun sangat besar. Tak bisakah uang sebesar itu dialihkan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat ?
Hentikan Tayangan Sampah di TV
Banyak acara sampah di TV yg rentan merusak mental dan moral generasi tanpa kita sadari
Rapat Pleno Kenaikan Kelas
Inilah deskripsi suasana Pleno untuk menentukan kenaikan kelas .. simak selengkapnya
Kereto Pandhosa
Artikel ini bicara tentang kematian seseorang diantara kita ... Kematian yang kita tak pernah bisa lepas darinya, ... dimanapun kita berusaha menghindarinya
Video Aksi Porno
Artikel tentang maraknya peredaran video porno. Lengkap dengan klip porno yang sangat vulgar. Jangan DILIHAT !
Hutang Negeriku ... Wow ...
Sadar nggak kita, .. bahwa negara kita yang kaya raya ini ternyata juga kaya akan HUTANG
Allah Selalu Mengawasi kita
Pernahkah anda merasa tingkah laku anda tidak ada yang memperhatikan ? Jika ya ... anda salah besar ... !
Sabtu, 31 Desember 2011
Mimpi Pengawas Ujian
Seperti halnya setiap kegiatan yang dilakukan, tentu semuanya mengarah pada hasil yang ingin dicapai. Banyak orang abai akan proses yang menyertai dalam mencapai hasil tersebut. Demikian juga dengan ujian. Banyak di antara siswa kita saat ini ketika melaksanakan atau mengikuti ujian arah kecenderungan orientasinya, bahkan tak hanya siswa, guru pun juga demikian, adalah "hasil" yang berupa nilai. "Nilai bagus", itu yang terpenting ! Sehingga kadang berbagai macam cara dilakukan. Nyontek, kerja sama, curang, mencuri jawaban teman, semua menjadi hal biasa yang mewarnai suasana ujian. Nggak tanggung-tanggung, dalam forum mulia semacam Ujian Seleksi Guru Berprestasi, ataupun Ujian Profesionalisasi Guru dalam Pelatihan (PLPG) hal semacam itu masih saja bisa dijumpai, apalagi dalam konteks ujian siswa.
Berangkat dari kenyataan di atas serta untuk memberikan wacana, pemahaman dan prinsip lain yang berbeda kepada siswa tentang ujian, dalam mengawasi Ulangan Akhir Semester Ganjil tahun 2011/2012 ini, motto JUJUR, PERCAYA DIRI, DAN MANDIRI, betul-betul saya terapkan dengan sangat ketat. Bukan maksud saya menghancurkan nilai nilai siswa dengan mengawasi ujian secara ketat, karena kenyataannya sebenarnya, nilai sangat mudah dimanipulasi, semudah memanipulasi SPJ kegiatan yang berlangsung 2 hari menjadi 4 hari, atau bahkan kegiatan yang sama sekali tidak dilaksanakan. Tapi saya ingin, anak-anak didik saya lebih melihat bahwa proses dalam meraih hasil juga tidak kalah penting. Bahwa dalam mencapai suatu hasil kita harus selalu memperhatikan bagaimana cara kita meraihnya. Apakah dengan cara-cara yang bersih atau kotor, melanggar norma, hukum atau tidak. Dengan cara-cara yang diridhoi Allah atau justru dimurkai.
Saya yakin momen semacam ini adalah satu event yang sangat tepat dalam melaksanakan pendidikan karakter. Membentuk karakter jujur, mandiri, percaya diri, berani menanggung resiko, tanggung jawab, tidak bergantung dlsb. Anggaran untuk membumikan dan menggemborkan pendidikan karakter yang besarnya milyard an rupiah itu menjadi sangat tidak efektif dan membawa hasil manakala forum-forum semacam ini tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menerapkan pendidikan karakter itu sendiri. Apalagi pendidikan karakter yang dijalankan sangat miskin contoh dan keteladanan.
Ketika pengawas ujian tidak menerapkan prinsip-prinsip ini dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengawas ujian, atau bahkan memberikan keleluasaan pada siswa (hal yang sangat lumrah dalam Ujian Nasional, berdalih agar siswa tidak tegang atau stress) untuk berusaha mendapatkan jawaban dari temannya, maka karakter mulia di atas akan menjadi sesuatu yang sangat muluk. Dan indikasi dampak nyata yang nampak adalah banyaknya kasus-kasus korupsi yang melanda pejabat negeri ini. Karena itu pekerjaan seorang pengawas ujian menjadi sangat penting dan berat karena harus mengkondisikan suasana ujian yang bersih dari kecurangan serta sekaligus di lain pihak harus menghindari suasana mencekam yang membuat siswa tidak fokus dan konsentrasi. Sehingga karenanya tidak bisa mengawasi ujian dilaksanakan sambil membaca koran, mengisi raport dsb.
Dan ketika pembentukan ketiga karakter (jujur, percaya diri, mandiri) telah berjalan konsisten, istiqomah dan terpatri dalam diri anak-anak didik kita, maka tak perlu lagi kiranya kita menggunakan pengawas ujian. Seperti yang sudah terlaksana di beberapa sekolah swasta favorit di kota-kota besar, "Ujian tanpa Pengawas". Jika mimpi besar ini terwujud, anggaran UN yang jumlahnya sangat besar selama ini, bisa dipangkas karena biaya untuk pengawas tidak ada. Dan yang terpenting tentunya, sekian generasi mendatang Insya Allah tak kan ada lagi pejabat yang suka "BOHONG" di negeri ini ! Wallahu 'alam ...
Jumat, 23 Desember 2011
Workshop Peningkatan Mutu Guru ?
Mulai tahun kemaren, sekolah kami mendapatkan dana ini bersama 19 sekolah senasib yang lain. Demikian juga dengan tahun ini. 12 sekolah pada tahun lalu, dengan dana 50 juta ini telah berhasil mendongkrak nilai Mapel Emas, sehingga tahun ini tidak mendapatkan lagi. Sementara itu 8 sekolah yang lain termasuk sekolah kami, masih berhak mendapatkan blockgrant ini karena nilai Mapel Emas belum beranjak dari batas minimal yang telah ditetapkan pemerintah untuk tidak menerimanya. Bahkan di sebagian dari 8 sekolah ini prestasi malah menurun di banding tahun sebelumnya. Posisi 12 sekolah yang nilai Mapel Emas sudah bagus, digantikan 12 sekolah baru, yang sebelumnya tidak menerima dana bantuan.
Sesuai nama bantuannya, maka dana ini diplanning untuk digunakan meningkatkan mutu, terutama mutu guru. Rupanya ketika nilai Mata Pelajaran Emas rendah, pemerintah melihat bahwa ini lebih dikarenakan faktor gurunya, mutu gurunya. Karena itulah gurunya perlu ditingkatkan mutunya. Kiranya faktor-2 penyebab nilai rendah yang banyak selain faktor guru, tak begitu dilihat oleh pemerintah.
Beberapa sekolah merasa kesulitan untuk menggunakan anggaran yang cukup besar ini. Untungnya pihak Dinas tanggap, dan memfasilitasinya. Hampir separo dari dana ini terserap untuk kegiatan yang dikoordinasi Dinas, yang bertempat di hotel representatif, selama 4 hari tahun lalu dan juga tahun ini, tapi selesai dalam 3 hari. Sisanya digunakan untuk kelanjutan dari kegiatan di atas, berupa workshop secara cluster oleh 5 sekolah, dan selebihnya digunakan untuk kegiatan intern di sekolah masing-2. Sama dengan kegiatan sebelumnya, kegiatan cluster dijadwal 4 hari, namun terlaksana atau memang dilaksanakan hanya 2 hari.
Tidak diketahui pasti, apakah sudah ada penelitian, evaluasi atau pengkajian, apakah model bantuan dana seperti ini efektif, efisien, urgen, mendidik, tidak rentan penyelewengan dan manipulasi dalam peng SPJ an, bertentangan dengan prinsip "reward punishment" atau tidak bagi sekolah penerima. Dan apakah sekolah memiliki tanggung jawab moral yang tinggi untuk mempertanggung jawabkan bantuan dana ini, dengan menggunakan sebesar-besarnya dana untuk kegiatan yang mengarah pada mutu pendidikan sekolah, bahkan mutu pendidikan secara umum, yang oleh pemerintah salah satunya diindikatori dengan bagusnya nilai Mata Pelajaran Emas Ujian Nasional. Jadi jika nilai siswa untuk Mata Pelajaran Emas tersebut bagus, artinya mutu pendidikan juga bagus, mungkin begitu kira-kira, ...
Kamis, 22 Desember 2011
Kejujuran Seorang "Bakul Jenang"
Nah, ... ketika tiba di suatu tempat di tepi perempatan jalan, tempat si Mbah Penjual Jenang menggelar dagangannya, si kecil Hauzan minta dibelikan. Karena tidak membawa uang, akhirnya si kecil saya suruh beli sendiri, setelah tiba di rumah. Beli dua bungkus Rp. 2000.
Namun ketika kembali, dia hanya membawa 1 bungkus. Negative thinking sempat terlintas juga terhadap Si Mbah. Sampai ketika kami bertiga, saya dengan kedua anak saya berangkat sekolah dan melewati jalan tempat Si Mbah Penjual Jenang, beliau telah berdiri di pinggir jalan sambil berteriak-teriak memanggil kami,.. memohon maaf, telah melakukan kesalahan transaksi jual beli dengan Hauzan anak kami tadi, ... dan bermaksud mengembalikan uang Rp. 1000 kepada kami. Berulangkali beliau minta maaf atas kesalahannya ini sambil bertutur cerita bahwa telah sepagian ini beliau bertanya pada orang-orang yang lewat, tentang siapa kami dan di mana rumah kami.
Ya Allah, ... satu pelajaran berharga telah Engkau berikan kepada kami, ... Pelajaran akhlak mulia, ... pendidikan karakter yang selama ini gencar digemborkan dengan backing dana bermilyard, .. namun sangat miskin contoh dan keteladanan. Pelajaran dari Mbah Penjual Jenang ... tentang KEJUJURAN, .. yang sudah menjadi komoditi langka dan mahal di negeri ini.
Nggak percaya ?! Lihat saja kasus-kasus yang menjerat para pejabat negeri ini. Dengar juga pernyataan-2 mereka yang sarat akan kedustaan dan kebohongan yang dibungkus rapi dengan kertas emas "lupa", ... Simak juga fenomena-2 ketidakjujuran di berbagai lini kehidupan saat ini, .. Kesemuanya ditumpukan pembenarannya pada "kesalahan sistem", .. "sistemnya memang sudah begini, lha terus gimana lagi ... ?"