free counters


My site is worth $2022.1.
Berapa harga Blog/Web Anda?

WHO KNOWS, WHO IS ACTUALLY THE GREAT AND THE MOST TERRORIST IN THE WORLD ?

Rabu, 29 Maret 2017

Serial Pak Rebby : Kenaikan Pangkat


Pak Rebby adalah guru yang cukup senior di sekolahnya. Saat ini pangkatnya sudah cukup tinggi, sebab selama ini cukup rajin mengurus kenaikan pangkatnya.  Namun sudah 9 tahun dari SK  pangkat terakhirnya turun, Pak Rebby belum juga segera mengurusi lagi. Akibatnya beliau dilampaui banyak yuniornya. Usut punya usut ternyata Pak Rebby mengalami kesulitan dan mengalami kesulitan dalam pembuatan karya tulis, hingga tidak pernah membuat Karya Tulis Ilmiah. Meski hobby menulis tapi untuk menyusun sebuah Karya Ilmiah beliau mengalami banyak kendala, khususnya faktor semangat. Sebetulnya juga penuisan Karya Ilmiah secara nyata (beneran) sebagai syarat kenaikan pangkat ini juga bukan masalah utama dan pokok. Buktinya kebanyakan dari teman-teman Pak Rebby yang naik pangkat tidak membuat/menulis Karya Ilmiah sendiri. Lha terus bagaimana ? Sudah bukan rahasia lagi bahwa saat itu (beberapa waktu yang lalu) telah menjamur bisnis jasa yang menangani masalah kenaikan pangkat. Cukup dengan membayar sejumlah uang dalam satuan juta per paket, seorang pegawai bisa mengajukan kenaikan pangkat, walau terkadang tanpa perlu membuat Karya Tulis sendiri. Cukup dengan setor data siswa dan foto-foto kegiatan yang mendukung Karya Tulis. Inilah ternyata yang membuat mengapa para siswa dibuat heran melihat aksi guru-gurunya yang akhir-akhir ini suka foto-foto di kelas. Foto acting seperti sedang mengajar. Di kelas bersama para siswa, di ruang guru di depan para guru beracting seolah sedang presentasi lengkap dengan Kepala Sekolah dan salah satu guru yang bertindak sebagai moderator.
Di forum musyawarah guru pun aksi serupa juga bisa dijumpai. Aksi foto beraksi seolah presentasi juga terjadi di sana. Lengkap dengan daftar hadir peserta kegiatan dan banner sebagai bukti pelengkap dan pendukung penulisan sebuah karya tulis. Tentu saja untuk yang satu ini ada kontribusinya. Nggak banyak koq, cuma mengganti biaya konsumsi seluruh peserta pada pertemuan itu.
Ternyata itu semua lah yang membuat membuat Pak Rebby tidak juga mengurus kenaikan pangkatnya, hingga beberapa tahun terlambat naik.  Pak Rebby ngeri melihat sepak terjang temannya dalam mencapai tujuannya ini. Pak Rebby ingat betul bahwa di setiap kesempatan sering menyampaikan pada siswanya untuk bertindak dan bersikap jujur, tidak boleh curang dan tidak boleh menghalalkan cara dalam meraih tujuan. Pak Rebby setuju betul dengan gembar gembor pemerintah tentang revolusi mental. Mental bangsa dan pemerintah ini menurut pemerintah perlu direvolusi. Terutama mental, karakter jujur. Sikap mental yang mulai hampir punah, seiring bermunculan kabar tertangkapnya pejabat korupsi yang semakin banyak dan marak. Pak Rebby ngeri melihat sosok guru yang nota bene sebagai agen perubah (agen of change) untuk memperbaiki moral, mental dan karakter generasi penerus negeri ini “harus dipaksa” melakukan tindakan yang bertentangan dengan amanah yang seharusnya. Kenapa “dipaksa” ? Dan siapa yang “memaksa” ? Yang memaksa adalah sistem birokrasi, begitu kata teman-temanya. Ya, menurut mereka dan memang kenyataannya demikian, sistem birokrasi di negeri ini banyak membuat para aparat dan pengguna jasa layanan aparat untuk cenderung bertindak curang, merekayasa, mengarang-ngarang, menyulap, memanipulasi dlsj yang intinya “bagaimana bisanya”, yang intinya segala cara bisa ditempuh, yang penting , memanipulasi dlsj yang intinya “bagaimana bisanya”, yang intinya segala cara bisa ditempuh, yang penting tercapai yang kamu inginkan. Begitu ... Karena sudah sedemikian masive, marak dan umum, hingga membuat para pelakunya enjoy-enjoy saja, merasa tidak apa-apa, lumrah dan umum. Justeru yang tidak mau ikut menjadi asing, tidak umum dan akhirnya tersingkir.
Lalu kenapa “harus dipaksa”? Kenaikan pangkat yang dipahami Pak Rebby selama ini sebagai suatu reward, penghargaan atas pengabdian dan juga prestasi, sebagai suatu hak bagi pegawai, yang mana seorang pegawai yang indisipliner bisa dikenai sanksi tidak bisa naik pangkat, ternyata kini telah   berubah menjadi suatu kewajiban. Sebuah kewajiban yang manakala tak ditunaikan mendapat sanksi atau hukuman. Bukan lagi sebuah hak yang bisa saja diambil atau tidak diambil oleh pemilik hak tersebut.
Peraturan yang baru, sistem kenaikan pangkat bagi guru, menjadikan kenaikan pangkat sebagai sebuah kewajiban. Paling tidak itulah yang dirasakan Pak Rebby. Bagi guru yang dalam rentang waktu yang ditentukan tidak juga mengurus kenaikan pangkatnya, akan ditelusuri kemengapaannya, sampai akhirnya guru tersebut mengurusnya, atau akan mendapatkan sanksi tertentu jika tidak mau mengurusi kenaikan pangkatnya.
(23 Jumadil Akhir 1438 H)

0 komentar:

Posting Komentar

Slide

Picture Talk More Slideshow: Anang’s trip to Kabupaten Nganjuk (near Kediri), Java, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Kediri slideshow. Create a free slideshow with music from your travel photos.
Anang Dwijo Suryanto. Diberdayakan oleh Blogger.

 
Powered by Blogger