free counters


My site is worth $2022.1.
Berapa harga Blog/Web Anda?

WHO KNOWS, WHO IS ACTUALLY THE GREAT AND THE MOST TERRORIST IN THE WORLD ?

Selasa, 28 Maret 2017

Serial Pak Rebby : Tangis Bapak Kepala


Berubahnya pemegang  kendali kekuasaan seringkali membawa perubahan pada kebijakan. Termasuk pada kebijakan seragam pegawai/guru. Guru yang awalnya tiap hari Senin sampai hari Kamis berseragam PSH Abu-abu yang “guru" banget itu, di hari Rabu nya diganti dengan hem putih, bawahan hitam. Awal penerapan seragam ini, banyak siswa terkesan dan bertanya tentang penampilan Bapak/Ibu Gurunya yang lain dari pada hari sebelumnya. “Mau ada acara apa to Pak ?”, tanya mereka. “Wah, ... Pak Rebby seperti mau ijab qobul di depan penghulu saja”. Komentar Ibu Mitchel.
Memang dengan seragam ini, kesan dan penampilan Bapak Ibu Guru menjadi seperti bukan seorang guru saja. Di sekolah  Pak Rebby, Bapak Ibu Guru secara mandiri membeli sendiri seragam ini, ada yang beli jadi, ada yang memang sebelumnya sudah memiliki baju putih, ada pula yang beli kain dan menjahitkannya. Dan tidak ada masalah dengan pengadaan seragam hitam putih ini. Bagi Pak Rebby sendiri, justeru ini adalah moment yang sangat baik untuk memakai baju yang sudah berumur sekitar 17 tahun yang sangat jarang dipakai oleh beliau.  Ya, ... baju putih yang dikenakannya saat mengucap ikrar Mitsaqon Ghaliza, dengan calon istri Pak Rebby kala itu. Hingga suatu ketika, dalam sebuah kesempatan rapat dinas, terungkaplah kebaikan dan kemurahan hati para pimpinan instansi, termasuk di tempat Pak Rebby mengajar. Pemimpin Paguyuban Instansi berinisiatif mengkoordinir pengadaan (pembelian) seragam ini. Secara bisnis, ini memang lahan yang cukup luar biasa lumayan menguntungkan. Bagi sekolah besar dan favorit, tidak jadi masalah, karena mereka memiliki unit usaha cukup banyak dan bervariatif dengan omzet dan keuntungan yang besar. Namun bagi sekolah kecil, sekelas sekolah Pak Rebby, pemberian seragam kepada guru-guru yang kurang lebih Rp. 250.000 per guru, bukanlah hal mudah dan kecil. Karenanya dengan terpaksa, karena kondisi keuangan yang tidak atau belum memungkinkan, dengan berlinang air mata kesedihan, Bapak Kepala memutuskan untuk belum bisa membelikan seragam putih hitam secara gratis kepada Bapak Ibu Guru di sekolah yang dipimpinnya. Plus dengan permohonan maaf yang sedalam-dalam dan setulus-tulusnya. “Mohon maaf Bapak Kepala, seyogyanya Bapak tidak perlu terlalu baper dengan masalah ini. Seperti Bapak ketahui, tiap hari Rabu kami semua sudah berseragam putih hitam. Dan menurut saya, ini bukan kebutuhan urgen dan mendesak Pak. Apalagi kalau kita sampai “ngoyo” menyisihkan uang dari pos-pos unit usaha yang ada, atau terlebih kalau kita sampai harus mengambil uang dari dana yang tak seharusnya diambil untuk keperluan ini. Selain kasihan pada bendahara yang harus mengatur, memanipulasi dan merekayasa laporan, dan yang pasti ini nggak bener Pak,... juga dikhawatirkan muncul masalah di belakang hari. Seperti kasus pemberian kain seragam oleh pemimpin daerah yang ternyata berbau anyir korupsi hingga menyeret dan menjebloskan Pejabat tinggi Daerahnya”, kata Pak Rebby seusai Bapak Kepala menyampaikan keprihatinannya dengan air mata menjuntai di pipi beliau. Sayangnya pernyataan Pak Rebby yang penuh dengan ke-empati-an ini hanya beliau sendiri yang mendengarnya. Karena ternyata pernyataan Pak Rebby hanya di dalam hati beliau saja. Perihal kain jatah dari daerah yang bermasalah tadi, milik Pak Rebby yang sudah terlanjur dikirim ke penjahit, begitu mengetahui kain tersebut bermasalah, beliau langsung konfirmasi pada penjahitnya, apakah kain tersebut sudah dipotong dan dijahit. Dan ketika ternyata kain tersebut belum dijahit, , maka maka Pak Rebby meng-cancel-nya. Dan jadilah kain itu sebagai kerodong sangkar “Jack Mento”, burung kacer kesayangan beliau.  (26 Rabiul Awal 1438. 23-2-2017)

0 komentar:

Posting Komentar

Slide

Picture Talk More Slideshow: Anang’s trip to Kabupaten Nganjuk (near Kediri), Java, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Kediri slideshow. Create a free slideshow with music from your travel photos.
Anang Dwijo Suryanto. Diberdayakan oleh Blogger.

 
Powered by Blogger