free counters


My site is worth $2022.1.
Berapa harga Blog/Web Anda?

WHO KNOWS, WHO IS ACTUALLY THE GREAT AND THE MOST TERRORIST IN THE WORLD ?

Minggu, 04 Maret 2012

Wawancara dengan Ustadzah Jujun

Sudahlah Mi, .. Ayah koq merasa nggak pernah mau memenuhi keinginannya. Bagaimana kalau kali ini kita beri kesempatan anak kita untuk mewujudkan keinginannya. Sepertinya sih, .. bukan semata karena pengaruh teman-teman, tapi murni karena memang dia ingin mencoba daftar ke sana,...
Maka hari Minggu itu pun, setelah mendaftar secara online sebelumnya, jadilah Mbak Nuzi mengikuti seleksi PSB, yang ternyata harus saya ikuti dengan tes wawancara. Sungguh, ... biaya dan lokasi yang tinggi dan terpencil tidak menyurutkan niat dan langkah para orang tua untuk mencoba mempercayakan pendidikan anaknya ke sini. Ke Ar-Rohmah Islamic Boarding School.
Dan setelah panggilan untuk kartu antrian saya berkumandang, dan kartu saya kumpulkan, panitia yang sepertinya dari unsur siswa, mengajak saya mengikutinya dan mengantarkan pada meja interviewer. Seorang Ustadzah ramah, dengan tatapan sudut matanya yang cukup tajam, dengan seulas senyum tulusnya mempersilakan duduk. Ada suatu atmosfer positif yang membawa pada kehangatan wawancara yang akan berlangsung, yang tak pernah kami sadari apa itu.
Seperti mengetahui yang dihadapi, Ustadzah yang murah senyum ini pun justeru mempersilakan saya menyampaikan sesuatu terkait Mbak Nuzi, tanpa lead formal. "Menurut pemikiran saya sich, .. Insya Allah lebih banyak masalah akademik Mbak, dibanding masalah karakteristik .. " "Ehm ... ananda lebih dekat pada ayah atau ibunya Pak, .. ?" "Lebih dekat pada saya Mbak, ..."
"Apakah menurut Bapak, ananda introvert ?" "Insya Allah tidak Mbak, .. Dia sering cerita apa-apa yang baru dialami di sekolah, bahkan dengan sangat antusias. Kadang saya merasa kurang bisa memberi respon sebanyak yang seharusnya." "Kalau punya masalah Pak, .. ?" "Ya, ... pada kami berdua Mbak, .. dia sharing dan curhat, hanya kadang tidak dalam saat yang bersamaan, .. " "Pernah ananda marah hingga mutung Pak, .. ? Dan bagaimana Bapak mengatasinya ?" "Eee.. pernah suatu ketika Mbak, .. saya merasa anak saya ini pingin sekali saya marah sekali, pingin saya kasari, dan setelah betul-betul saya kasari, dan ketika setelah itu saya perlakukan dia dengan lembut, halus dan penuh kasih sayang, nampak sekali pendar kebahagiaan luar biasa terpancar dari rona wajahnya." Sesaat selesai ucapan saya, saya lihat roman wajah Ustadzah ini nampak memancarkan keharuan dan sepertinya sempat merinding bulu romanya,.. meski belum memahami betul makna penuturan saya, yang karenanya saya tambahkan dengan deskripsi uraian lebih lanjut.

"Terus .. hobi ananda apa Pak ?" "Yang tertulis sich, ... membaca Mbak .." "Lho koq yang tertulis Pak ? Bacaan yang biasa dibaca apa Pak ?" "Ya,.. novel, kumpulan cerpen .. " "Komik juga Pak ?" "Iya ... Mbak terkadang ... " "Saya memang mencoba tanamkan agar Mbak Nuzi, anak saya ini agar suka membaca Mbak. Juga menulis seperti Ayahnya." "Punya diary Pak ?" "Wah, .. Ustadzah ini gimana sich,.. koq jauh sekali melencengnya pertanyaan. Habis bicara hobi koq tanya masalah penyakit diare ?", pikir saya dalam hati. "Ya pernah Mbak kadang-kadang, .. tapi paling diminumi teh pahit juga sudah sembuh Mbak .." "Maksud saya Buku Harian Pak ,.. " "Ooo .. saya kira diare mencret Mbak,.. Kalo itu memang pernah saya suruh Mbak,.. agar Mbak Nuzi punya catatan harian seperti Ayahnya ketika SMP dulu. Dan untuk menarik minat dan menumbuhkan hobinya ini, saya bacakan buku harian saya. Buku Jurnal bersampul batik, yang saya buat tabel berisi No, Hari Tanggal dan Kejadian." "Bapak masih menyimpannya ?" "Iya Mbak .. dan betapa anak saya tertawa geli dan terpingkal-pingkal mendengar kisah lucu dan polos saya ketika masih muda dulu. Saya juga dorong dia membuat BLOG, tapi sayangnya Blog dia diblokir sama Google. Saya dorong dia untuk menulis apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan dialami untuk mengasah ketajaman menulisnya." "Menurut Bapak, apakah ananda siap sekolah di sini, dengan segala kepadatan aktifitas belajarnya, ibadahnya serta banyaknya peraturan yang harus ditaati Pak ?" "Insya Allah kalau masalah padatnya aktifitas, semoga dia bisa menyesuaikan Mbak, .. yang jelas selama ini Mbak Nuzi sekolah di Full Day  School yang pulang hingga jam 15.00. Tentang aturan, .. Insya Allah.. selama ini saya begitu banyak memberikan aturan-aturan pada anak saya Mbak, .. bahkan untuk hal-hal yang sangat sepele, seperti mengambil sesuatu dan tidak mengembalikan di tempatnya, maka saat itu juga langsung saya tegur dan saya minta dia meletakkan barang tersebut di tempat semula, serta hal-hal yang mungkin bagi sebagian orang itu adalah sesuatu yang remeh. Kadang saya juga berpikir, apa perlu hal-hal remeh temeh dan kecil seperti itu saya tekankan betul pada anak saya ?" "Sangat perlu Pak, .. ", sahut Ustadzah mendukung saya.

Dan wawancara yang hangat, akrab dan komunikatif itu pun berlangsung cukup lama, .. hingga akhirnya harus kami akhiri, .. dengan satu pertanyaan "Maaf Mbak, .. nama Mbak Ustadzah ini siapa ya, .. kalau saya boleh tahu ?" "Jujun Pak, ..", jawabnya mantap dan penuh self confidence.

2 komentar:

Dian Candra Kusuma mengatakan...

kesimpulannya gimana, diterima kah?

Unknown mengatakan...

Subhanallah..
Semoga semakin bertambah semangat ananda ya Pak..
Amiin

Posting Komentar

Slide

Picture Talk More Slideshow: Anang’s trip to Kabupaten Nganjuk (near Kediri), Java, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Kediri slideshow. Create a free slideshow with music from your travel photos.
Anang Dwijo Suryanto. Diberdayakan oleh Blogger.

 
Powered by Blogger