free counters


My site is worth $2022.1.
Berapa harga Blog/Web Anda?

WHO KNOWS, WHO IS ACTUALLY THE GREAT AND THE MOST TERRORIST IN THE WORLD ?

Sabtu, 31 Desember 2011

Mimpi Pengawas Ujian

       Setelah 6 tahun tidak pernah mengawasi ujian apapun di sekolah (Ulangan semester, Ulangan kenaikan kelas, atau Ujian Nasional) tahun ini saya mendapatkan tugas yang sangat saya sukai ini, yang sangat mungkin sangat tidak disukai siswa yang saya awasi, pastinya.
       Seperti halnya setiap kegiatan yang dilakukan, tentu semuanya mengarah pada hasil yang ingin dicapai. Banyak orang abai akan proses yang menyertai dalam mencapai hasil tersebut. Demikian juga dengan ujian. Banyak di antara siswa kita saat ini ketika melaksanakan atau mengikuti ujian arah kecenderungan orientasinya, bahkan tak hanya siswa, guru pun juga demikian, adalah "hasil" yang berupa nilai. "Nilai bagus", itu yang terpenting ! Sehingga kadang berbagai macam cara dilakukan. Nyontek, kerja sama, curang, mencuri jawaban teman, semua menjadi hal biasa yang mewarnai suasana ujian. Nggak tanggung-tanggung, dalam forum mulia semacam Ujian Seleksi Guru Berprestasi, ataupun Ujian Profesionalisasi Guru dalam Pelatihan (PLPG) hal semacam itu masih saja bisa dijumpai, apalagi dalam konteks ujian siswa.
       Berangkat dari kenyataan di atas serta untuk memberikan wacana, pemahaman dan prinsip lain yang berbeda kepada siswa tentang ujian, dalam mengawasi Ulangan Akhir Semester Ganjil tahun 2011/2012 ini, motto JUJUR, PERCAYA DIRI, DAN MANDIRI, betul-betul saya terapkan dengan sangat ketat. Bukan maksud saya menghancurkan nilai nilai siswa dengan mengawasi ujian secara ketat, karena kenyataannya sebenarnya, nilai sangat mudah dimanipulasi, semudah memanipulasi SPJ kegiatan yang berlangsung 2 hari menjadi 4 hari, atau bahkan kegiatan yang sama sekali tidak dilaksanakan. Tapi saya ingin, anak-anak didik saya lebih melihat bahwa proses dalam meraih hasil juga tidak kalah penting. Bahwa dalam mencapai suatu hasil kita harus selalu memperhatikan bagaimana cara kita meraihnya. Apakah dengan cara-cara yang bersih atau kotor, melanggar norma, hukum atau tidak. Dengan cara-cara yang diridhoi Allah atau justru dimurkai.
       Saya yakin momen semacam ini adalah satu event yang sangat tepat dalam melaksanakan pendidikan karakter. Membentuk karakter jujur, mandiri, percaya diri, berani menanggung resiko, tanggung jawab, tidak bergantung dlsb. Anggaran untuk membumikan dan menggemborkan pendidikan karakter yang besarnya milyard an rupiah itu menjadi sangat tidak efektif dan membawa hasil manakala forum-forum semacam ini tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menerapkan pendidikan karakter itu sendiri. Apalagi pendidikan karakter yang dijalankan sangat miskin contoh dan keteladanan.
       Ketika pengawas ujian tidak menerapkan prinsip-prinsip ini dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengawas ujian, atau bahkan memberikan keleluasaan pada siswa (hal yang sangat lumrah dalam Ujian Nasional, berdalih agar siswa tidak tegang atau stress) untuk berusaha mendapatkan jawaban dari temannya, maka karakter mulia di atas akan menjadi sesuatu yang sangat muluk. Dan indikasi dampak nyata yang nampak adalah banyaknya kasus-kasus korupsi yang melanda pejabat negeri ini. Karena itu pekerjaan seorang pengawas ujian menjadi sangat penting dan berat karena harus mengkondisikan suasana ujian yang bersih dari kecurangan serta sekaligus di lain pihak harus menghindari suasana mencekam yang membuat siswa tidak fokus dan konsentrasi. Sehingga karenanya tidak bisa mengawasi ujian dilaksanakan sambil membaca koran, mengisi raport dsb.
        Dan ketika pembentukan ketiga karakter (jujur, percaya diri, mandiri) telah berjalan konsisten, istiqomah dan terpatri dalam diri anak-anak didik kita, maka tak perlu lagi kiranya kita menggunakan pengawas ujian. Seperti yang sudah terlaksana di beberapa sekolah swasta favorit di kota-kota besar, "Ujian tanpa Pengawas". Jika mimpi besar ini terwujud, anggaran UN yang jumlahnya sangat besar selama ini, bisa dipangkas karena biaya untuk pengawas tidak ada. Dan yang terpenting tentunya, sekian generasi mendatang Insya Allah tak kan ada lagi pejabat yang suka "BOHONG" di negeri ini ! Wallahu 'alam ...

0 komentar:

Posting Komentar

Slide

Picture Talk More Slideshow: Anang’s trip to Kabupaten Nganjuk (near Kediri), Java, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Kediri slideshow. Create a free slideshow with music from your travel photos.
Anang Dwijo Suryanto. Diberdayakan oleh Blogger.

 
Powered by Blogger