free counters


My site is worth $2022.1.
Berapa harga Blog/Web Anda?

WHO KNOWS, WHO IS ACTUALLY THE GREAT AND THE MOST TERRORIST IN THE WORLD ?

Minggu, 08 Januari 2012

Reuni Tiga Generasi

Bermula dari keinginan mulia teman-2 pada tahun 2003 saat pertemuan alumni Mahasiswa Bimbingan Konseling IKIP Malang tahun 1988, yang biasa disebut GCO '88, yang tidak aku hadiri. Serta dukungan penuh budi baik Ketua Angkatan yang kini telah sukses luar biasa di luar jalur Konselor, Miftahussurur. Setelah proses panjang dan melelahkan dari panitia yang dipandegani Dwi Basuki Mahmud (Lentho), jadilah tanggal 3-4 Januari 2012 sebagai saat monumental, karena bertemunya empat angkatan ('88, 89', 90' plus '91) dalam satu acara silaturahim di Hotel Arum Dalu Kota Batu. Seluruh akomodasi, konsumsi bahkan transportasi bagi teman luar kota yang menggunakan angkutan umum, difasilitasi kendaraan jemput di masing-masing terminal.

Dihadiri Ketua Jurusan Bp. Triyono, dan Sekretaris Jurusan Ibu Ella Faridati Zein, menambah suasana reuni menjadi hidup, bermakna dan penuh memori.
Ketika acara santai, ketika acara saling mengingat dan mengingatkan saat-saat kuliah dan di luar perkuliahan, saat-saat penuh kenangan, suasana menjadi semakin gayeng,.. Sungguh tak nampak perbedaan antara ketika kita saat itu dan saat ini. Rasa yang terpatri di hati ini, sungguh tak ada beda dengan saat itu. Tak ada dinding penghalang baik berupa strata, ataupun tingkat kesuksesan. Kami merasakannya bagai mengulang masa-masa lalu itu kini.

Hanya sayangnya, .. ketika topik-topik tak lagi netral,.. atau ketika topik netral tak lagi menarik, maka yang menjadi topik adalah kelemahan, kekurangan, dan kekonyolan sesama. Sungguh sangat membuat diri ini prihatin, ketika salah satu teman harus menjadi obyek gurauan. Meski dia menanggapi dengan senyum, saya tahu pasti raut wajahnya tak bisa menyembunyikan ketidak berkenan hatinya. Sungguh sangat aku sayangkan, ketika seorang teman sudah dengan susah payah dan dengan pengorbanan yang cukup besar, harus mengatakan yang tidak semestinya kepada suaminya perihal tujuan kepergiannya hari ini yang sebenarnya, ternyata ketika dia hadir harus mendapatkan respon yang saya yakin sangat tidak diharapkannya. Hingga di rekaman suara yang saya buat, saya beri nama file "..... jadi obyek". Dan hal ini pun masih berlanjut ketika di acara yang sebenarnya cukup sakral yakni acara Tausyiah, dalam rangka menghindari "loose the word" nya, Pak Ustadz terpaksa menggunakan jurus-2 yang kurang arif ini. Tapi overall semuanya berjalan bagus, demikian juga dengan materi-materi yang disampaikan oleh Bapak Ustadz. Mengingatkan arti dan tujuan hidup yang hakiki.

Kegiatan yang semestinya berlangsung 2 hari, hanya mampu aku ikuti satu hari, karena di hari kedua reuni, aku harus mengantar istri anak dan keponakan menghadiri pelantikan Dokter dari adik istriku.
Terima kasih Ableh, Lentho yang telah mengantarkan aku ke Arjosari hingga aku tak terlambat ke Surabaya. Terima kasih Nanang yang telah meminjami Xenia adiknya untuk mengantarkan aku. Budi baik kalian niscaya dibalas Allah.

Dan lebih dari segalanya, pertemuan itu betul-2 menyatukan hati kami, setelah sekian puluh tahun berpisah. Dan ada fenomena yang mampu membuat diri ini memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi. Sesuatu yang tak bisa diungkap di sini. Karena sejatinya ia hanya bisa dirasakan di dalam hati, di dalam jiwa.
Alhamdulillah, ... terima kasih Allah, telah Engkau buka hati saudaraku Miftah, untuk memiliki niat menyatukan, mempertemukan kami, ... meski tak semua bisa menghadiri, .. karena udzur mereka, atau karena memang pasti tak dapat menghadiri, karena Engkau telah memanggil untuk hadir ke haribaan-Mu Ya Allah. Selamat jalan saudaraku Ahmad Zawawi, Siti Mardiana, ...
Read more »

Sabtu, 07 Januari 2012

Tenangnya Menyontek ...

Begitu selesai membagikan lembar soal dan lembar jawaban, tak langsung aku menulis Berita Acara dan mengisi nomor dan nama peserta di lembar daftar hadir, seperti biasanya.
Rasa iseng dan ingin tahu lebih menggelitik untuk melihat suasana ujian di ruang sebelah. Dari sebuah lubang berukuran 30 cm x 14,5 cm di pintu tripleks yang menyekat dua ruangan, terlihat adegan tidak senonoh, he he he, .. adegan yang mencoreng rasa percaya diri, mandiri dan kejujuran. Yang ternyata merupakan fenomena lumrah yang menghiasi atmosfir ujian umumnya.
Di bangku baris ketiga dari belakang, seorang siswa laki-laki dengan rasa aman dan percaya diri yang tinggi membuka buku yang sengaja diletakkan secara terbuka di laci mejanya, sambil sesekali matanya melihat ke arah meja pengawas, beralih bergantian ke arah lembar soal dan buku contekannya. Beberapa menit saya tinggalkan pandangan dari lubang di pintu, untuk kembali melihat perkembangan berikutnya, merasa posisinya sangat aman dari pantauan pengawas, yang kulihat sekilas sedang asyik dengan koran bacaannya, seorang siswi yang duduk persis di belakang siswa pencontek tadi, juga dengan rasa percaya diri yang sangat tinggi, tanpa terlihat kaku dan takut, mengeluarkan LKS yang sudah dipersiapkan dalam posisi terbuka, menariknya dari laci bangku, meletakkannya di atas paha dan membaca atau tepatnya mencari-cari jawaban dari soal yang ditanyakan.


Dan ketika pengawas ruang atas info yang saya sampaikan akhirnya menyita media contekan, tanpa ada sanksi apapun kecuali membuat catatan kecil di Berita Acara, maka sang siswa dan siswi dengan senyum ringan dan lebarnya seperti tak ada beban apapun, malu, takut, mengembang dari bibir mereka. Menyesal ? Malu ? Sepertinya ekspresi wajah yang mengguratkan suasana hati yang demikian, tak nampak di wajah mereka.

Jadi ingat ekspresi wajah penjahat, eh pejabat negeri ini yang terjerat kasus memalukan, memuakkan dan menderitakan rakyat banyak, yang sering muncul di layar-layar TV itu, .. Nothing to lose ... begitulah ... Dan ternyata inilah satu dari tempat embrio itu semua. Dan ternyata inilah miniatur gambaran carut marut kehidupan yang menunjukkan mulai menipisnya akhlak & karakter anak negeri ini.
Read more »

Arti sebuah Tulodho

Pagi itu, sebelum jam ujian dimulai, di pelataran sekolah, empat siswa berbaris rapi di depan Bapak Head Master. Keempat siswa tersebut tidak berseragam sebagaimana seharusnya. Baju atas batik sudah sesuai, tapi celana tidak sesuai. Jadi jika ditotal 50% siswa tersebut tidak berseragam. Beberapa pengarahan & motivasi diberikan oleh beliau. Tidak cukup pengarahan, Bapak Head Master yang amat peduli pada kedisiplinan siswa ini pun memberikan sanksi siswa tidak diperkenankan mengikuti ujian di ruang ujian, melainkan mengerjakan soal ujian di ruang sekretariat. Pada saat yang hampir bersamaan, masih pada ketika Bapak Head Master "menangani" indisipliner 4 siswa tadi, seorang guru berlalu dengan kondisi tidak seragam 100%, artinya pakaian yang dikenakan tidak sesuai sama sekali dengan ketentuan seragam pada hari itu. Terbayangkah di benak siswa tadi pikiran "Lha dalah ... guru saya ini jauh lebih tidak seragam dari pada teman-temannya dibanding saya, kira-kira apa ya yang akan dilakukan Bapak Head Master kepada beliau ini ? Ditegurkah, .. ? Diberi pengarankah ? Atau, ... diberi sanksi ? Kira-kira sanksinya apa ya ?"

Dan ketika di siang harinya ada lagi guru yang tidak berseragam saya tanyakan dengan berseloroh, .. maka jawab beliau adalah .. "... saya sengaja koq Pak ... "
Nah lho, .... gimana ini ?
Sepertinya hal ini sepele dan kecil.
Ya, .... sebuah contoh keteladanan,....
Tapi bukankah seribu nasehat yang membuih bagai busa di samudra tidak akan pernah berarti dan bermakna ... tanpa TULODHO, tanpa teladan atau contoh .. ?
Read more »

Slide

Picture Talk More Slideshow: Anang’s trip to Kabupaten Nganjuk (near Kediri), Java, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Kediri slideshow. Create a free slideshow with music from your travel photos.
Anang Dwijo Suryanto. Diberdayakan oleh Blogger.

 
Powered by Blogger