free counters


My site is worth $2022.1.
Berapa harga Blog/Web Anda?

WHO KNOWS, WHO IS ACTUALLY THE GREAT AND THE MOST TERRORIST IN THE WORLD ?

Selasa, 14 Februari 2012

Menarik Kembali Siswa Produk Gagal, Bisakah ?

Seorang dokter yang melakukan malapraktek, maka akibatnya secara langsung adalah pada pasien yang menjadi korban malaprakteknya. Demikian juga suatu perusahaan, ketika kemudian terbukti bahwa produk yang dihasilkan adalah produk cacat atau produk gagal, sebagai konsekuensi layanan dan tanggung jawab profesional dan moral, mereka akan dan bisa menarik kembali produk cacat tersebut, meski sudah terlanjur beredar di seluruh penjuru dunia. (Nissan tarik ratusan ribu produknya di seluruh dunia)

Akan tetapi Bapak/Ibu sekalian, ketika kita sebagai Guru, sebagai Pendidik melakukan mala ajar atau mala didik, pada siswa kita dengan menanamkan suatu konsep yang salah tentang teori tertentu atau yang lebih parah jika kesalahan itu menyangkut konsep norma, perilaku, atau memberi contoh yang tidak baik yang pada akhirnya konsep dan contoh perilaku salah, yang tidak membangun karakter tapi justeru meruntuhkannya tersebut kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka yang terjadi adalah hal tersebut tidak hanya dialami atau menyangkut satu atau dua anak, tetapi bisa ratusan bahkan ribuan anak didik kita. Dan untuk produk cacat yang kita hasilkan itu, tentu kita tidak bisa menarik dari peredaran. Bahkan sekedar merevisi saja kita sangat kesulitan.

Bapak Ibu sekalian, kita adalah pendidik, kita adalah contoh dan teladan nyata bagi anak didik kita. Karena itulah, mari kita beri anak didik kita teladan yang baik. Bagaimana motivasi dan semangat belajar siswa kita bisa menyala dan menggelora, bila kita tidak memberi teladan dengan etos, semangat dan motivasi kerja yang tinggi ? Bagaimana kedisiplinan siswa akan terwujud bila kita tidak memberikan contoh teladan untuk itu semua ? Jika ketika bel tanda masuk berbunyi, kita baru masuk kelas 15 menit atau 20 menit kemudian setelahnya, bagaimana kita bisa berharap anak-anak akan tertib, disiplin dan tepat waktu ?
Bila kita abai dengan penampilan kita, dengan disiplin mengenakan seragam kita, dengan dalih apapun, apakah tidak berseragam nya karena melanjutkan memakai baju yang kemaren karena baru 1 hari dipakai, atau karena lupa, atau terlebih-2 karena disengaja tidak berseragam, maka tentu akan sulit bagi kita menertibkan mereka dalam hal berseragam.
Bila ketika menjadi pengawas ujian, kemudian karena rasa iba kita, lantas kita memberi kelonggaran dan kesempatan pada para siswa peserta ujian untuk saling kerja sama, maka bagaimana bisa kita menanamkan sikap dan jiwa kemandirian dan tanggung jawab pada siswa kita ? Terlebih seperti kasus mencontek massal di ujian nasional tahun kemaren,  maka bagaimana bisa kita mengajarkan kejujuran kepada mereka ? Alih-alih mengajarkan kejujuran, justru kita memberi contoh konkrit dan sangat membekas dalam ingatan mereka, yang tak akan terlupakan seumur hidupnya. Ajaran tentang nilai kecurangan, ketidakjujuran. Bahwa ternyata curang itu diperbolehkan, .. buktinya hal itu yang dicontohkan oleh gurunya. Lebih parahnya jika ajaran ini kemudian disampaikan pada anak cucunya.

Bapak Ibu Guru sekalian, .. saat ini pemerintah dengan segala daya dan upayanya telah berusaha dan itu telah diwujudkan, meningkatkan gaji dan kesejahteraan kita, para guru. Karena itu, merupakan suatu keniscayaan bagi kita untuk mewujudkan rasa terima kasih pada pemerintah, dan khususnya rasa syukur yang mendalam atas rahmat ini, kehadirat Allah SWT, dengan kinerja dan kesungguhan kita dalam bekerja, dalam membimbing dan mendidik anak didik kita, siswa-siswa kita. Kita tidak perlu mengorientasikan pengawasan kinerja kita pada Kepala Sekolah, Pengawas, atau Pejabat di atas kita, karena sejatinya bukanlah mereka yang memberikan amanat jabatan (guru) ini pada kita, akan tetapi Allah lah yang memberikan amanat ini. Karena itu tentu Allah juga yang akan menuntut pertanggungjawaban dari amanat kita ini. Kita pun juga ingin dan sangat berharap, agar rejeki yang kita terima tiap tanggal 1 di setiap awal bulan ini berkah dan membawa keberkahan pada kita, pada keluarga kita. Dan Insya Allah, salah satu kriteria keberkahan itu adalah manakala kita melaksanakan amanah dengan sebaik-baiknya. Dan satu lagi Bapak Ibu, dalam konsep Islam ajaran agama kita, ketika kita menyampaikan dan mengajak melakukan kebaikan pada orang lain, maka ketika kemudian orang tersebut mengamalkan ajaran & ajakan kita, maka pada ketika itu pula mengalirlah pahala pada kita. Sekali pun kita telah meninggal dunia. Dan ini adalah investasi akherat yang luar biasa.

Demikian kurang lebih antara lain yang disampaikan oleh Bapak Pengawas SMP Kabupaten dalam pengarahan dan pencerahannya, setelah mengadakan supervisi terhadap Bapak Ibu Guru dalam proses pembelajaran di kelas, yang kegiatan supervisinya tidak terjadwal. Yang karenanya segala sesuatunya bukanlah hasil dari persiapan-persiapan yang telah dilakukan secara sangat matang jauh sebelumnya, .. tetapi apa adanya.


0 komentar:

Posting Komentar

Slide

Picture Talk More Slideshow: Anang’s trip to Kabupaten Nganjuk (near Kediri), Java, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Kediri slideshow. Create a free slideshow with music from your travel photos.
Anang Dwijo Suryanto. Diberdayakan oleh Blogger.

 
Powered by Blogger