Pak Rebby sedang duduk-2 santai di kursi taman
sekolah dengan beberapa siswa yang asyik
curhat, ketika bela tanda usai jam istirahat berbunyi. Anak-anak pun semangat
pamit bersalaman pada beliau. Sementara Pak Rebby tetap berada di tempat itu
sambil mengerjakan atau membaca sesuatu, karena beliau sedang tidak ada jam
mengajar pada saat itu.Sekian puluh hingga belasan menit, Pak Rebby heran
dengan lalu lalang siswa di beberapa sudut
lingkungan sekolah. Hingga akhirnya beliau menemukan jawaban dari siswa
yang tadi curhat dan kembali menerima Pak Rebby untuk melanjutkan curhatnya.
"Kosong Pak, ndak ada gurunya", kata ssalah satu siswa. "Seperti
ada orang demo ato promosi gitu lho Pak, di ruang guru." Yang lain
menambahkan.Benar juga, ternyata di ruang guru sedang ada promosi sebuah
produk. Promo serupa pernah datang ke sekolah beberapa waktu yang lalu, yang tidak
ada peminatnya. Sebuah produk jasa yang mengajak dan merangsang orang untuk
berhutang, atau beli sesuatu tanpa mikir apakah pada saat yang bersamaan dengan
keinginan membeli sesuatu itu seseorang sedang memiliki uang yang cukup atau
tidak. Dalam persepsi Pak Rebby yang mungkin juga ada kekeliruannya adalah
begini, sebuah lembaga peminjam uang (bank) memberikan kartu semacam kartu ATM
yang berisi sejumlah nominal uang, di mana selama 2 tahun, boleh diambil boleh
tidak uang tersebut. Yang pasti bank sudah menyiapkan uang. Beda dengan promo
sebelumnya, kali ini nampaknya cukup banyak peminatnya di tempat Pak Rebby,
termasuk beliau hampir-2. Ternyata di promo kali ini pihak bank menggandeng
perusahaan besar di bidang telekomunikasi, yang meberi iming-2 hp gratis bagi
member yang berlangganan pulsa bulanan. Pada pembelian pulsa pertama, member
langsung dapat hp yang merk dan spec nya tergantung besar kecil nominal pulsa
langganan. "Oooo pantas saja sampai-2 para siswa sekian belas menit tidak
dijenguk gurunya, karena memang ada promo yang sangat menarik ini," batin
Pak Rebby. "Ngomong-2 Pak Rebby jadi tertarik nggak ?" tanya Ibu
Allertia Laurieta. Pak Rebby pun mengkalkulasi. Uang Rp. 100.000 - Rp. 200.000
per bulan ? Ada ! Bisa ! HP canggih type terbaru ? Merk ternama ? Mau ! Menarik
! Jauh lebih menarik dibanding hp beliau yang seharga Rp. 83.000 (harga promo)
nya. Tapi, kebutuhan pulsa Pak Rebby dengan 2 nomor (2 kartu) yangdimiliki
selama ini, tidak pernah lebih dari Rp. 40.000 per bulan. Jangan-2 dengan hp
canggih di tangan, Pak Rebby jadi lebih rajin bermedsos, ngebrows ato nggugel,
daripada berqiyamul atau bertilawah. Apalagi kenyataan saat ini, dengan hp
android milik istri yang bisa dipake nginternet, berdua beliau harus kucing-2
an dan berusaha tidak diketahui putranya jika mau buka hp di rumah. Jadilah
dengan pertimbangan-2 tersebut di atas, Pak Rebby memutuskan untuk tidak
melanjutkan ketertarikannya pada promosi hutang super mudah dan murah yang
berbuntut hp gratis di sekolahnya.
0 komentar:
Posting Komentar