Sungguh
sangat dilematis dan makan hati dan makan buah simalakama ternyata, untuk
menjadi pejabat yang jujur dan clean di negeri Pak Rebby, saat ini. Sungguh
sulit untuk tidak membuat bentuk-bentuk rekayasa dan kebohongan dalam banyak
hal. Salah satunya terkait dengan data
absensi (daftar ketidakhadiran) pegawai, termasuk di dalamnya adalah guru.
Sejak
pemberlakuan aturan bahwa jika seorang guru tidak masuk dengan alasan apapun
selama 3 hari atau lebih, maka TPP nya tidak bisa cair, maka akan ada banyak
guru yang tidak cair tunjangan sertifikasi atau TPP nya. Itu kalau mau jujur
lho. Arahan pejabat di atas dan juga
faktor pertimbangan nurani kemanusiaan senantiasa mengalahkan ghiroh untuk
melaksanakan nilai-nilai luhur ajaran agama, juga nilai karakter/mental luhur
yang sekarang sedang digembar gemborkan lewat gerakan revolusi mental. Salah
satunya adalah karakter jujur. Ya, .. karakter luhur yang kini mulai runtuh,
yang keruntuhannya membuat banyak bergentayangan pejabat republik ini yang
terjerat kasus korupsi, kolusi, manipulasi, suap menyuap dan jual beli jabatan
serta jual beli perkara di pengadilan.
Pertentangan
batin yang akhirnya dimenangkan oleh "pertimbangan nurani
kemanusiaan" lah yang biasanya terjadi. Walau pengorbanannya sangat jelas,
yakni manipulasi data, rekayasa data, laporan palsu, pembohongan dan
ketidakjujuran. Pengorbanan dengan meruntuhkan karakter luhur demi materi, demi
tunjangan yang memang sangat besar nominalnya, untuk ukuran guru seperti Pak
Rebby. Termasuk jika ada seorang guru yang secara riil jelas-jelas tidak bisa melaksanakan
tugasnya karena sakit, atau karena ijin ada kepentingan dan karenanya berimplikasi
pada tidak bisa cair TPP nya, ternyata dengan
aman masih tetap bisa menerima dan menikmati tunjangan tersebut. Aman katanya ?
Ya, .. asalkan sesama teman saling pengertian, tidak boleh ada yang merasa iri
dan lalu melaporkan ketidak beresan ini. Bagi perantara rejeki Allah, mungkin
saja aman. Tapi amankah pertanggung jawaban kita di hadapan Allah kelak, dengan
kebohongan yang kita lakukan untuk menggapai rejekinya ini ? Sebuah kebohongan
ketika seorang pegawai menandatangani daftar hadir di kolom tanggal di mana dia
sebenarnya secara riil tidak masuk pada hari itu. Bagaimana ini bisa terjadi ? Ternyata
langkah yang umum diambil adalah dengan membuat DUAL FORM ABSENSI PEGAWAI. Yang
satu riil, yang satu untuk laporan. Nah lho ??? Maka yang terjadi kemudian
adalah kemasifan rekayasa dan manipulasi dalam berbagai bentuk, di sana sini.
Termasuk di lembaga pendidikan seperti halnya di mana Pak Rebby bekerja. Lalu
akan menjadi generasi yang bagaimanakah, generasi republik ini pada sekian
generasi ke depan, jikalau para agen perubah karakter generasi penerusnya
memiliki cacat karakter seperti ini ? (20 Maret 2017)
0 komentar:
Posting Komentar