Begitu selesai membagikan lembar soal dan lembar jawaban, tak langsung aku menulis Berita Acara dan mengisi nomor dan nama peserta di lembar daftar hadir, seperti biasanya.
Rasa iseng dan ingin tahu lebih menggelitik untuk melihat suasana ujian di ruang sebelah. Dari sebuah lubang berukuran 30 cm x 14,5 cm di pintu tripleks yang menyekat dua ruangan, terlihat adegan tidak senonoh, he he he, .. adegan yang mencoreng rasa percaya diri, mandiri dan kejujuran. Yang ternyata merupakan fenomena lumrah yang menghiasi atmosfir ujian umumnya.
Dan ketika pengawas ruang atas info yang saya sampaikan akhirnya menyita media contekan, tanpa ada sanksi apapun kecuali membuat catatan kecil di Berita Acara, maka sang siswa dan siswi dengan senyum ringan dan lebarnya seperti tak ada beban apapun, malu, takut, mengembang dari bibir mereka. Menyesal ? Malu ? Sepertinya ekspresi wajah yang mengguratkan suasana hati yang demikian, tak nampak di wajah mereka.
Jadi ingat ekspresi wajah penjahat, eh pejabat negeri ini yang terjerat kasus memalukan, memuakkan dan menderitakan rakyat banyak, yang sering muncul di layar-layar TV itu, .. Nothing to lose ... begitulah ... Dan ternyata inilah satu dari tempat embrio itu semua. Dan ternyata inilah miniatur gambaran carut marut kehidupan yang menunjukkan mulai menipisnya akhlak & karakter anak negeri ini.
0 komentar:
Posting Komentar