Sungguh jauh dari bayangan ketakutan sebagian orang yang berada pada kondisi MPP (Masa Persiapan Pensiunan) Ketakutan akan Post Power Syndrome. Tentang kegiatan apa yang nantinya akan dijalani selepas pensiun oleh Bapak saya, beberapa saat sebelum tahun 2000. Karena tahun 2000 beliau pensiun dari PNS.
Masa pensiun yang dipenuhi rencana dengan lebih fokus pada ibadah, ... aktifitas sebagai takmir masjid di sebelah rumah, ternyata tak bisa sepenuhnya terlaksana. Pengalaman memberikan jasa layanan bantuan mengurus pensiunan teman dan tetangga ketika masih aktif menjadi Pegawai Negeri Sipil membawa pada kegiatan baru bagi Bapak yang bila beliau berkenan memasang papan iklan di depan rumah, tentunya akan begini bunyinya :
Malam-malam tak jarang beliau masih berkutat dengan tumpukan-tumpukan berkas yang harus diselesaikan dan dipersiapkan untuk besuk pagi.
Tak terasa sudah 12 tahun profesi itu digeluti. Ruang gerak Bapak pun tak hanya sebatas di rumah dan dalam kota saja, tetapi telah merambah juga pada skala antar kota antar propinsi. Beberapa kali beliau harus ke Surabaya atau ke Jakarta. Ya .. ibukota republik ini sudah beberapa kali beliau kunjungi. Sementara saya anaknya, hingga saat ini belum sekali pun pernah menginjakkan kaki ke kota ini. Bidang garap beliau pun tak lagi hanya mengurus pensiunan yang macet namun juga KTP, NPWP, ASKES, atau bahkan ketika ada orang yang akan pinjam uang ke bank pun, meminta jasa beliau dalam pengurusannya. Maka jadilah Bapak yang kakek bagi Hauzan dan Mbak Nuzi ini, kakek yang sibuk bekerja. Yang masih tangkas mengendarai sepeda motor dengan tanpa mengenakan jaket meski sering diingatkan, atau helm dengan alasan jarak bepergiannya tidak jauh dan hanya melewati polisi tidur, dan tidak melewati pos polisi.
Ya, ... Bapak yang seluruh rambut yang ada di dirinya telah memutih, .. rambut di kepala, alis, rambut di hidung, kumis, jenggot dan juga rambut di tangannya yang terlihat legam tapi masih nampak sangat kekar dan kokoh, ..
Bapak yang pendengarannya sudah jauh berkurang karena saat mudanya ketika mandi di sungai, kepalanya terbentur batu. Yang meski pendengarannya berkurang cukup drastis tapi tidak pernah mau memakai alat bantu dengar. "Nrimo opo eneke wae, paringe Gusti Allah." Begitu argumentasi beliau.
Bapak yang di usia sepuh, penglihatannya masih relatif sehat dan normal. Demikian juga dengan giginya yang masih utuh dan kuat serta masih suka makan "Balung Kethek" kesukaannya. Gigi yang masih kuat dan utuh serta berwarna kemerahan karena kebiasaan "Nginang" nya ketika masih muda dulu.
Bapak yang senantiasa membiasakan tiap hari membaca Qur'an Surat Waqingah, begitu beliau melafalkan, serta surat Yasin pada hari hari-hari tertentu, di samping kebiasaan mengaji Qur'an serta terjemahnya dalam bahasa Jawa, yang sangat mengesankan istri saya ketika mendengarnya.
Bapak yang perasaan dan pikirannya tak bisa diam lama ketika harus pergi meninggalkan untuk beberapa lama, meski kepergiannya dengan Ibuk. Sindrom "mantuk", sindrom segera ingin pulang, bahwa di rumah pekerjaan sudah menanti, sekian tumpuk berkas harus segera diselesaikan, bahwa beliau harus menemui seseorang kliennya terkait dengan pekerjaannya dan sebagainya, yang menjadikan beliau tidak pernah betah atau krasan ketika harus menginap di rumah saudara untuk beberapa lama.
Tak jarang kami putra-putrinya memberikan masukan agar di masa senja beliau, beliau mengurangi aktifitas pikir dan raga, untuk lebih memfokuskan pada ibadah, juga mengingatkan permohonan Mbah Putri, Ibunya Bapak sebelum wafat, yang meminta Bapak agar mencicipi lezatnya "mondok/jaulah". Tapi menurut beliau, kalau beliau mampu melaksanakan keduanya, kenapa tidak ? Wow, .. jawaban yang luar biasa bukan ?
Itulah Bapak saya. Muhammad Oemary Bin Ismail, .. Ikung (Eyang Kakung) dari anak-anak kami, Husnuzia Najmatul Fajri dan Muhammad Hibatullah Hauzan Mahdi, .. yang di usia senjanya masih workaholic, ... ber-etos dan bersemangat kerja tinggi, ... semoga anak-anak dan cucu-cucunya mewarisi semangat beliau.
Yah, ... itulah Bapak, ... Alhamdulillah, ... Allah masih mengaruniai kami kesempatan untuk masih memiliki seorang Bapak, ... juga Ibu, .. sehingga kesempatan berbakti, berkhidmat, ber "birrul walidain", masih terbuka lebar bagi kami ... anak-anak dan cucu-cucunya.
Semoga Allah memberikan rahmat dan nikmat sehat pada beliau berdua, dan semoga beliau berdua diberi Allah usia yang berkah, .. serta dirahmati dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT semata ... Amiin ...
2 komentar:
bagus dan sangat mengesankan, kita para generasi nasi,...wwajib meneladaninya ,....syg bapakku udah tramat uzur,...bhkan ibu sdh berpulang,....
Meski sdh sepuh, tapi semangatnya tetap muda. Kita ( yg merasa msh muda ini) smoga bisa meneladaninya. Dan semoga beliau slalu diberikan kesehatan dan kekuatan lahir batin. Amiin YRA.
Posting Komentar